10 Daerah Rawan Gempa Berdasarkan Seismic Gap, Distribusi Spasial B-Value dan Zona Duga Aktif

Salah satu sekolah yang rusak parah akibat gempa di Sulawesi Barat
Salah satu sekolah yang rusak parah akibat gempa di Sulawesi Barat (KalderaNews/Dok. Kemendikbud)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Selama periode 1 hingga 31 Januari 2021 BMKG mencatat telah terjadi peningkatan aktivitas gempa tektonik di wilayah Indonesia sebanyak 646 kali dalam berbagai magnitudo dan kedalaman. Jumlah ini dinilai lebih tinggi mengingat rata-rata di bulan Januari terjadi gempa sebanyak 555 kali.

BMKG mencatat gempa dirasakan (felt earthquake) sebanyak 82 kali. Jumlah ini sangat tinggi mengingat pada Januari 2020 hanya terjadi gempa dirasakan 54 kali.

BMKG pun menyatakan bahawa saat ini hampir setiap hari di wilayah Indonesia terjadi gempa dirasakan bahkan pada 14 Januari 2021 dalam sehari terjadi gempa dirasakan sebanyak 8 kali.

BACA JUGA:

Selama bulan Januari 2021 di Indonesia terjadi gempa merusak 3 kali, yaitu: (1) Gempa Bahodopi, Morowali, Sulteng, magnitudo 4,9 pada 4 Januari 2021 menyebabkan beberapa rumah rusak. (2) Gempa Majene dan Mamuju, Sulbar, magnitudo 5,9 dan 6,2 pada 14 dan 15 Januari 2021 menyebabkan 105 orang meninggal dunia dan ribuan rumah rusak dan (3) Gempa Talaud, Sulut, magnitudo 7,1 menyebabkan beberapa rumah rusak.

Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly menjelaskan pada dasarnya cara mengidentifikasi dan mewaspadai wilayah rawan bencana gempa dapat didasarkan kepada kawasan yang diduga menjadi zona seismic gap, distribusi spasial b-value, dan zona duga aktif bulan januari 2021.

Dijelaskannya, seismic gap adalah zona sumber gempa potensial, tetapi sudah lama belum terjadi gempa besar. Zona ini diperkirakan sedang mengakumulasi medan tegangan pada kerak bumi dimana satu saat nanti akan dilepaskan sebagai gempa kuat.

Distribusi spasial b-value menggambarkan hubungan antara frekuensi dan magnitudo gempabumi. Peta b-value dapat menggambarkan sebaran kawasan yang sudah sering terjadi gempa (nilai bvalue tinggi) dan kawasan yang jarang terjadi gempa sehingga dapat berpotensi terjadi gempa (nilai b-value rendah).

Zona duga aktif adalah kluster aktivitas seismisitas yang dapat menjadi petunjuk terkait aktivitas gempa pembuka (foreshocks). Beberapa gempa besar yang pernah terjadi beberapa diantaranya didahului oleh munculnya kluster aktivitas gempa pembuka semacam ini.

Berdasasarkan analisis terhadap data seismic gap, distribusi spasial b-value, dan zona duga aktif bulan Januari 2021 maka beberapa daerah di Indonesia yang berpotensi terjadi gempa dan perlu diwaspadai adalah (1) Kep. Mentawai (2) Lampung (3) Selat Sunda (4) Banten (5) Selatan Bali (6) Sulawesi Utara (7) Aceh (8) Sorong (9) Matano dan (10) Lembang.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*