JAKARTA, KalderaNews.com – Empat alumni Universitas Pertamina berhasil meneruskan pendidikan Strata Dua (S2) ke beberapa kampus ternama di luar negeri melalui mekanisme beasiswa.
Empat mahasiswa tersebut adalah Cynthia Eka Wahyuni, Nanda Febri Istighfarin, Zayyan Rafi K, dan Kevin Foggy Delu.
BACA JUGA:
- Ternyata, Inilah Universitas Swasta di Indonesia yang Populer di Facebook dan Twitter Versi UniRank 2021
- Kampus Terbaik Indonesia versi Times Higher Education 2021, Kampusmu Peringkat Berapa
- 20 Kampus Terbaik di Asia Versi THE World University Rankings, Kampus Indonesia Ke Mana Nih!
So, apa aja sih kiat mereka menembus seleksi beasiswa? Yuk simak tip dari mereka:
Tentukan tujuan dan pilih program beasiswa yang tepat
Menurut Cynthia, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah tentukan tujuan karier kamu di masa depan. Cynthia sendiri ingin menjadi seorang pengamat hubungan internasional.
Maka, Cynthia memilih program Erasmus karena beasiswa ini memiliki mekanisme kuliah yang paling menarik.
“Saya akan bersekolah di tiga negara dan tiga universitas yang berbeda. Semester pertama, saya akan belajar di University of Tartu, Estonia. Semester kedua, di University of Glasgow, Scotland, Inggris. Dan untuk tahun terakhir, saya memilih KIMEP University di Almaty, Kazakhstan,” ujar alumni Prodi Hubungan Internasional angkatan 2016 Universitas Pertamina ini.
Raih prestasi akademik dan non akademik
Nanda Febri Istighfarin, alumni Universitas Pertamina Prodi Teknik Elektro mengatakan bahwa mahasiswa perlu mempersiapkan berkas-berkas yang akan menjadi penilaian sejak awal.
“Misal capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Selama berkuliah, sebisa mungkin saya menjaga agar IPK tidak turun. Selain itu, keaktifan dalam kegiatan kampus seperti himpunan mahasiswa, kejuaran di berbagai level, dan kegiatan ekstrakurikuler juga membantu saya mendapatkan nilai plus, yang bisa mengungguli para pesaing lain,” ucap Nanda.
Nanda berkesempatan melanjutkan pendidikan ke Jeonbuk National University, Korea Selatan melalui beasiswa Global Korean Scholarship (GKS).
Siapkan dokumen dan ikuti perkembangan seleksi beasiswa
Selain itu, kamu juga mesti mempersiapkan aneka dokumen. Menurut Nanda, penting bagi peserta seleksi untuk memperhatikan tenggat waktu pengiriman dokumen, tata cara pengiriman, serta tata waktu seleksi.
“Untuk program beasiswa yang saya daftar, saya harus mengirimkan berkas secara langsung ke universitas terkait. Juga melakukan pengecekan berulang agar tidak ada berkas yang kurang,” ujarnya.
Setelah berkas dikirimkan, langkah selanjutnya bagi peserta seleksi adalah mengikuti informasi perkembangan seleksi.
Ikut kursus bahasa asing
Hampir seluruh program beasiswa dari luar negeri mensyaratkan sertifikat kemampuan bahasa asing, baik bahasa Inggris maupun bahasa ibu dari universitas terkait.
Cynthia mengatakan, ia mengikuti kursus International English Language Testing System (IETLS) untuk mengejar nilai minimum sebagai syarat beasiswa. Sementara Nanda menengarai, sertifikat bahasa Korea yang ia peroleh menjadi salah satu nilai plus.
Konsultasi dengan orang lain
Satu poin penilaian penting dalam seleksi beasiswa adalah motivation letter. Menurut Kevin, untuk menyusun motivation letter perlu masukan dari orang lain. Kevin sendiri akan melanjutkan studi di Southern Taiwan University of Science and Technology melalui program beasiswa.
Orang yang pas untuk diajak diskusi tentang motivation letter adalah mereka yang pernah lolos seleksi beasiswa sejenis, dosen pembimbing akademik, atau teman yang paham.
Zayyan, alumni Prodi Teknik Elektro yang diterima kuliah di Universiti Teknologi Petronas, Malaysia menambahkan, kritik dan koreksi orang lain terhadap motivation letter sangat penting.
“Kamu tidak boleh menutup diri pada saran dan masukan. Dan jangan pernah takut untuk salah dan memperbaiki,” lanjutnya.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply