Nonton Youtube Vs Baca Buku Fisik? Ini Plus-Minusnya!

Ketua Tim Kurikulum CIT dan SKC, Dicky Susanto, Ed.D.
Ketua Tim Kurikulum CIT dan SKC, Dicky Susanto, Ed.D. (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Orang sekarang berpendapat tidak perlu beli buku karena nonton Youtube saja semuanya ada. Youtube pun jadi gudang ilmu. Untuk hal-hal tertentu memang sangat praktis, tetapi sejatinya youtube tidak bisa menggantikan peran buku fisik.

Hal ini ditegaskan Ketua Tim Kurikulum CIT dan SKC, Dicky Susanto, Ed.D. dalam Talk Show “Gerakan Literasi, Pentingkah? Miskonsepsi, Mitos, dan Fakta tentang Literasi pada Sabtu, 21 Agustus 2021.

“Salah satu sumber belajar yang paling diminati saat ini adalah Youtube. Mau belajar apa pun ada, tapi tidak bisa menggantikan buku,” tegasnya.

BACA JUGA:

Ia menjelaskan saat membaca buku itu, bagian-bagian otak yang terlibat itu cukup banyak. Membaca itu sesuatu yang cukup kompleks.

“Saya harus membaca setiap kata. Dari setiap kata itu baru dikaitkan dalam kalimat. Kalimat dengan kalimat membentuk paragraf. Untuk bisa memahami secara baik itu, kita harus benar-benar berpikir keras dengan melibatkan banyak aspek. Bagian-bagian otak yang bekerja itu sangat banyak,” tegasnya.

Berbeda dengan menonton film atau Youtube, tambahnya, saat menonton itu lebih pasif, tidak terlalu aktif, kecuali kalau memang ada pertanyaan-pertanyaan atau ada hal-hal yang membuat harus berpikir, tapi tetap lebih banyak saat mambaca.

“Membaca buku fisik itu ternyata lebih menumbuhkan otak daripada sekadar menonton.”

Selanjutnya terkait imajinasi, saat menonton tidak perlu berimajinasi karena sudah tahu bagian-bagiannya secara jelas. Beda halnya saat membaca harus membayangkan seperti yang dituliskan penulis, seperti suasana dan lingkungannya. Saat membaca seseorang perlu memvisualisasikan.

“Waktu membaca buku itu memang slow. Membaca itu prosesnya lambat, namun ini penting karena di zaman yang serba instan saat ini membaca buku itu melatih untuk menghargai proses. Sesuatu yang bermakna itu butuh proses,” pungkasnya.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*