PADANG PANJANG, KalderaNews.com – Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyoroti pembelajaran tatap muka yang mulai digelar satu bulan terakhir di Indonesia. Sayangnya, sejumlah klaster baru Covid-19 dilapor sejak awal September lalu.
Dalam laporan itu, 54 siswa terkonfirmasi positif Covid-19 di SMA 1 Padang Panjang, Sumatera Barat per 11 September 2021. Seluruh siswa tersebut tengah menjalani isolasi mandiri di fasilitas asrama sekolah.
BACA JUGA:
- Ini Syarat dari UNICEF dan WHO Untuk Semua Sekolah di Indonesia yang Lakukan PTM
- Simak, Tip Persiapan PTM Terbatas untuk Orangtua dan Siswa Rekomendasi WHO
- WHO: Begini Tip Persiapan Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Mudah Kok, Gaes!
“Klaster lainnya berasal dari Institut Shanti Bhuana di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Per 12 September, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat melaporkan 139 mahasiswa positif Covid-19 dari hasil tes PCR,” tulis WHO dalam laporan mingguannya.
Kadinkes Bengkayang menjelaskan, klaster di Institut Shanti Bhuana muncul lantaran mahasiswa tinggal di asrama kampus.
Hal ini pun diamini Rektor Institut Shanti Bhuana (ISB) Bengkayang Marianus Dinata Alnija S.S.,M.Hum. Ia mengungkapkan bahwa tidak benar kasus penyebaran Covid-19 di ISB terjadi dalam perkuliahan tatap muka. Rektor menjelaskan bahwa kasus ini terjadi saat mahasiswa masih dalam masa karantina di lingkungan asrama.
“Tak benar kalau diberitakan bahwa munculnya Covid-19 mahasiswa ISB terjadi saat proses perkuliahan tatap muka. Yang benar adalah ketika mahasiswa sedang dalam masa karantina,” kata Marianus Dinata Alnija.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply