JAKARTA, KalderaNews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia selama sepekan ke depan, 18-23 Juli 2022, meskipun telah memasuki musim kemarau.
Kok bisa, sudah musim kemarau tapi masih hujan?
BACA JUGA:
- Akhir Juli Terjadi Hujan Meteor, Mau Mengamati? Begini Tip dari Peneliti BRIN
- Hujan Es di Depok, Ini Penjelasan Ilmiah BMKG Terkait MJO, Gelombang Rossby Ekuatorial dan Gelombang Kelvin
- Bulan Mei kok Masih Hujan? Inilah Karakteristik Curah Hujan di Indonesia
Hal ini, ternyata disebabkan oleh masih aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan, seperti fenomena La Nina yang pada bulan Juli ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah.
“Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia,” papar Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto di Jakarta, Sabtu, 16 Juli 2022.
Selain La Nina, kata Guswanto, fenomena Dipole Mode di wilayah Samudra Hindia saat ini juga menunjukkan indeks yang cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.
Dalam skala regional, lanjut Guswanto, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan, yaitu MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.
Leave a Reply