Mengapa Natal Dirayakan 25 Desember? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi: Inspirasi Ucapan Natal yang Super Keren. (Ist.)
Ilustrasi: Inspirasi Ucapan Natal yang Super Keren. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Benarkah Yesus lahir tepat pada 25 Desember? Ternyata penetapan tanggal tersebut memiliki sejarah Panjang. Begini penjelasannya.

Dalam Kitab Suci Kristen dan Katolik atau Injil memang tak bisa disimpulkan tentang waktu yang tepat Yesus dilahirkan.

BACA JUGA:

Tidak ada informasi pasti

Kitab-kitab Injil tidak memberikan keterangan secara eksplisit tentang waktu yang tepat kelahiran Yesus.

Dari Injil Lukas, para ahli bisa menyimpulkan bahwa Yesus dilahirkan antara tahun enam sampai delapan Sebelum Masehi.

Meskipun penanggalan kita disebut penanggalan Masehi, yang mengandaikan Yesus dilahirkan pada tahun satu, tapi para ahli menyimpulkan bahwa Yesus semestinya dilahirkan antara rentang waktu tersebut.

Terkait bulan dan tanggal kelahiran Yesus, kita tidak bisa menentukan informasi yang pasti dari Kitab Suci.

Pendapat ahli

Lektor kepala jurusan sejarah dari Muhlenberg College, William J. Tighe pada touchstonemag.com berpendapat bahwa bukti-bukti menunjukkan bahwa sudah sejak abad II atau III, orang-orang Kristiani baik di Timur (Yunani) maupun di Barat (Latin) berusaha menentukan tanggal kelahiran Yesus.

Penetapan kelahiran Yesus ini merupakan akibat langsung dari penetapan waktu wafat-Nya. Kepercayaan Yudaisme yang ada pada zaman Kristus, mengatakan bahwa para nabi Israel wafat pada tanggal yang sama dengan tanggal kelahiran atau pengandungannya.

Gagasan ini merupakan faktor kunci untuk memahami bagaimana orang-orang Kristiani awal percaya, bahwa kelahiran Kristus terjadi pada 25 Desember.

Bagaimana menetapkan tanggal wafat Yesus? Menurut Injil Yohanes, Yesus wafat sehari sebelum malam Paskah Yahudi. Dipercayai bahwa kematian Yesus terjadi pada 14 Nisan menurut penanggalan lunar Yahudi, atau 6 April menurut penanggalan Mesir atau 25 Maret menurut penanggalan Yulian, yang kemudian menjadi penanggalan yang kini kita gunakan.

Dua tanggal penting

Orang-orang Kristiani awali menerapkan kedua tanggal pada Yesus Kristus, yaitu 6 April dan 25 Maret sebagai tanggal wafat Yesus, tapi juga sebagai tanggal kelahiran atau pengandungan.

Seiring waktu, kedua tanggal tersebut lebih dilihat sebagai tanggal pengandungan. Masa pengandungan dihitung sembilan bulan. Maka kelahiran Yesus dirayakan sembilan bulan sesudah 25 Maret atau 6 April, yaitu pada 25 Desember di Gereja Latin (Barat) atau 6 Januari di Gereja Yunani (Timur).

Tanggal 25 Desember (menurut penanggalan Yulian) atau 6 Januari (menurut penanggalan Mesir) merupakan saat solstice masa dingin (winter), yaitu saat masa siang hari mulai lebih panjang daripada masa malam hari di dunia bagian utara.

Di Roma ada dua kuil yang dibaktikan kepada Dewa Matahari. Pesta Dewa Matahari dirayakan pada 9 Agustus dan 28 Agustus. Kedua pesta ini tidak lagi dirayakan sejak abad II.

Saat itu, tidak ada pesta religius yang dikaitkan dengan “titik balik matahari” (solstice, 21 Desember) dan masa siang dan malam sama panjangnya (equinox).

Pada 25 Desember tahun 274, Kaisar Aurelius menetapkan 25 Desember sebagai pesta Dewa Matahari. Tindakan Kaisar Aurelius itu sebenarnya lebih merupakan usaha politis, untuk merangkul dan menyatukan berbagai aliran kepercayaan yang ada waktu itu di bawah pesta tahunan kelahiran Matahari.

Kekaisaran yang dipimpinnya waktu itu sedang mengalami kemerosotan karena berbagai pemberontakan, serangan-serangan musuh, penurunan ekonomis yang tajam.

Maka, penetapan tanggal 25 Desember itu merupakan ungkapan simbolis harapan kembalinya kejayaan Kekaisaran, yaitu bahwa siang hari dalam Kekaisarannya akan semakin panjang dan malam hari semakin singkat.

Bukan perayaan Dewa Matahari

Dengan uraian tersebut, William J. Tighe lantas menyimpulkan bahwa orang-orang Kristiani sudah lebih dahulu memilih tanggal 25 Desember sebagai perayaan kelahiran Yesus dan baru kemudian tanggal itu digunakan sebagai perayaan religius Dewa Matahari.

Maka, merekalah yang mencuri perayaan tanggal 25 Desember itu dari orang Kristiani dan bukan sebaliknya.

Nah, itulah penjelasan tentang penetapan 25 Desember sebagai Hari Natal atau pesta kelahiran Yesus.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*