Peran Strategis Humas dalam Manajemen Krisis Perusahaan

Fawwaz, Mahasiswa Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) Jakarta
Fawwaz, Mahasiswa Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) Jakarta (KalderaNews/Dok. Pribadi)
Sharing for Empowerment

Oleh: Fawwaz, Mahasiswa Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) Jakarta

JAKARTA, KalderaNews.com – Perkembangan suatu perusahaan tidak lepas dari kontribusi divisi hubungan masyarakat (humas) atau public relations (PR) dalam konteks pengelolaan organisasi. Peranan humas sangatlah vital dan fundamental dalam membentuk dan memperkuat hubungan yang baik dengan berbagai pihak terkait tujuan utama menciptakan citra positif perusahaan.

Melalui upaya komunikasi yang terencana dan strategis seorang humas bisa membangun kepercayaan, memperluas jaringan relasi, dan mengelola persepsi publik yang secara keseluruhan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.

Murray dalam bukunya yang berjudul “Public Relations” menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan kehumasan dapat dicapai melalui dua opsi optimal yang dijabarkan dalam bentuk strategi yang telah direncanakan secara menyeluruh.

BACA JUGA:

Strategi tersebut bersifat terintegrasi dan dirancang untuk memberikan pelayanan yang tepat, dengan harapan agar informasi yang disampaikan kepada publik dapat disebarkan dengan efisien, mengurangi risiko kesalahan dalam penyebaran informasi, dan mengurangi dampak kerugian perusahaan.

Dalam konteks manajemen krisis seorang humas bertindak sebagai garda terdepan untuk merancang dan menyampaikan pesan-pesan yang jelas, transparan, dan mengelola informasi dengan cermat.

Dengan membangun komunikasi yang tepat, seorang humas dapat membantu meminimalkan potensi dampak negatif terhadap citra perusahaan, menjaga kepercayaan publik, dan memberikan arah yang baik bagi respon organisasi terhadap situasi krisis.

Humas dalam manajemen krisis terlihat nyata dalam menjelaskan tindakan dan keputusan perusahaan secara komprehensif kepada berbagai pemangku kepentingan.

Lebih dari itu, seorang humas juga perlu merancang strategi komunikasi yang mendukung langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi krisis organisasi.

Dengan demikian, divisi humas tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk membangun citra positif, tetapi juga sebagai alat yang sangat efektif dalam manajemen krisis, memastikan bahwa perusahaan dapat melewati situasi sulit dengan menjaga kepercayaan dan reputasi yang telah dibangun dengan susah payah.

Membahas tentang strategi, hal ini merupakan bagian terpadu dari suatu rencana, yang merupakan suatu produk dari perencanaan yang pada akhirnya menjadi bagian dari berjalannya manajemen dengan maksud untuk mencapai win-win solution atau menguntungkan kedua belah pihak antara perusahaan dan publik.

Pentingnya Manajemen Krisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) krisis berarti keadaan yang berbahaya, parah sekali atau keadaan genting. Dalam konteks organisasi krisis dapat dipahami sebagai situasi yang mendadak dan kritis hingga dapat mengancam kelangsungan hidup suatu organisasi.

Shrivasta dan Mitroff (1987) mendefinisikan krisis organisasi sebagai kerusakan berskala luas yang mengancam agenda penting dan target suatu perusahaan atau organisasi. Krisis juga dapat dianggap sebagai “turning point in history life” yakni suatu titik balik dalam kehidupan yang dampaknya dapat memberikan perubahan signifikan apabila terjadi.

Lebih jauh, hal ini melibatkan elemen ketidakpastian dan dampak serius terhadap berbagai aspek organisasi, apabila tidak ditangani dengan cara yang tepat. Terlebih krisis dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya.

Tanpa persiapan yang tepat, krisis dapat menimbulkan kerugian finansial, kerusakan reputasi, hingga hilangnya kepercayaan publik terhadap perusahaan hingga dapat menganggu operasional organisasi.

Selain itu, krisis juga dapat menciptakan tantangan dalam manajemen sumber daya manusia seperti kekhawatiran dan ketidakpastian di kalangan karyawan secara internal hingga menyebabkan ketidakstabilan organisasi.

Krisis dapat dihadapi apabila suatu organisasi menerapkan manajemen krisis sebagai kunci utama dalam menjaga keberlanjutan organisasi. Manajemen krisis dipahami sebagai bentuk respon dan usaha dalam menghadapi serta memecahkan suatu permasalahan dari krisis yang muncul dalam organisasi.

Dengan mengelola krisis, organisasi dapat meminimalkan risiko kehancuran dan memastikan kelangsungan operasional jangan Panjang organisasi.

Beberapa hal dapat dilakukan oleh organisasi untuk melakukan manajemen krisis tersebut dengan mengidentifikasi potensi krisis, perencanaan dan persiapan yang matang, tanggapan cepat dan koordinasi yang efektif serta merancang protokol yang jelas untuk memastikan respon yang tepat apabila krisis terjadi.

Strategi Manajemen Krisis

Pada dasarnya dalam menghadapi suatu krisis perusahaan haruslah menerapkan 3 prinsip utama, yakni cepat, aturan, dan konsisten.

Penting bagi sebuah perusahaan untuk merespon krisis dengan segera dengan memberikan informasi yang akurat kepada pihak dalam maupun luar perusahaan serta memastikan keseluruhan anggota organisasi bersikap konsisten dalam menyampaikan pesan.

Dalam hal ini sangat disarankan agar tidak ada pihak eksternal yang memberikan pernyataan kepada publik karena khawatir pernyataan tersebut menjadi ambigu dan mengurangi tingkat kepercayaan publik terhadap perusahaan atau organisasi.

Dalam prosesnya manajemen krisis dapat dilalui dengan beberapa tahapan:

  1. Pre-crisis

Dalam fase ini perusahaan lebih mengutamakan untuk melakukan pencegahan dan persiapan sebelum krisis itu terjadi untuk mengurangi risiko yang dapat berujung apabila krisis terjadi.

  1. Crisis Response

Pada fase ini perusahaan atau organisasi merespon krisis ketika krisis sedang terjadi dengan didampingi oleh seorang humas yang mengerti akar permasalahan dan strategi yang telah disiapkan dengan matang sebelumnya.

  1. Post Crisis

Ini merupakan fase terakhir, yakni ketika krisis telah terjadi dan mereda. Perusahaan dapat melanjutkan proses bisnis seperti sebelumnya, namun tetap menyampaikan pesan kepada masyarakat maupun pemegang kepentingan dengan menyiapkan langkah preventif ketika krisis tersebut terjadi kembali di kemudian hari.

Jadi, manajemen krisis bukanlah sekadar respon sederhana terhadap perisitiwa yang terjadi dalam perusahaan maupun organisasi, lebih dari itu manajemen krisis juga merupakan bagian integral dari strategi keberlanjutan suatu organisasi atau perusahaan.

Dengan memahami dampak krisis dan menerapkan langkah-langkah yang tepat manajemen krisis yang efektif maka perusahaan juga dapat bertumbuh dan berkembang dengan pesat di kemudian hari. Singkatnya, manajemen krisis merupakan pondasi yang penting bagi organisasi atau perusahaan.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*