Nuffic Neso Indonesia Resmi Bertransformasi Menjadi Nuffic Southeast Asia: Babak Baru Kolaborasi Pengetahuan di Tingkat Regional

Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, Lambert Grijns dan Direktur Nuffic Southeast Asia, Peter van Tuijl bersama tim Nuffic Southeast Asia
Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, Lambert Grijns dan Direktur Nuffic Southeast Asia, Peter van Tuijl bersama tim Nuffic Southeast Asia (KalderaNews/ Dok. Nuffic Southeast Asia)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Setelah 25 tahun mengabdi dalam membina kolaborasi ilmu pengetahuan Belanda dengan Indonesia, Nuffic Neso Indonesia resmi bertransformasi menjadi Nuffic Southeast Asia per Januari 2024.

Evolusi strategis ini menandai tonggak penting dalam perjalanan organisasi. Kini Nuffic Southeast Asia diposisikan sebagai kantor regional yang berkomitmen untuk memajukan dan membina kemitraan pengetahuan dan pendidikan antara Belanda dan negara-negara anggota ASEAN.

Menekankan komitmen yang tercermin dalam transformasi ini, Peter van Tuijl, Direktur Nuffic Southeast Asia, mengatakan, “Evolusi ini menandakan lebih dari sekedar perubahan nama, hal ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk membangun hubungan penting bagi sektor pengetahuan Belanda di Asia Tenggara.”

BACA JUGA:

Peran regional Nuffic di Asia Tenggara menandakan perluasan kapabilitasnya secara substansial. Sambil melanjutkan kegiatan-kegiatan yang masih berlangsung, seperti mengelola Dutch Knowledge Programmes, NL Knowledge House (NLKH) dan ikut menyelenggarakan WINNER (Pekan Pendidikan dan Penelitian Indonesia-Belanda), Nuffic Southeast Asia siap untuk merangkul inisiatif-inisiatif baru dan lebih baik.

Selain memperkuat hubungan dengan negara tetangga, Nuffic Southeast Asia berkomitmen untuk memperkuat hubungan antara kawasan Asia Tenggara dengan Uni Eropa (UE).

Pendekatan strategis ini bertujuan untuk membangun jaringan kerja sama pendidikan yang lebih luas, mendorong pertukaran pengetahuan dan kolaborasi di kawasan dan dengan mitra UE.

Apresiasi Dedikasi dan Kerja Keras

Perjalanan Nuffic di Asia Tenggara dimulai pada tahun 1996 ketika kantor tersebut masih dikenal dengan nama Netherlands Education Center (NEC). Pada tahun 2007, NEC resmi bertransformasi menjadi Nuffic Neso Indonesia, selaras dengan konvensi penamaan kantor Nuffic Neso lainnya di seluruh dunia.

Dalam acara perpisahan resmi Nuffic Neso Indonesia dan menyambut transformasi Nuffic Southeast Asia, Lambert Grijns selaku Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, sejenak mengenang perjalanan nostalgia ke tahun 1996. Duta Besar Grijns mengenang berdirinya Netherlands Education Center (NEC).

Duta Besar Grijns menggarisbawahi peran penting yang dimainkan oleh upaya kolaborasi di bidang pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan pendidikan antara Indonesia dan Belanda selama 25 tahun terakhir. Mengungkapkan rasa terima kasihnya, Duta Besar Grijns menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua yang telah berkontribusi dalam perjalanan luar biasa ini.

Duta besar selanjutnya menyoroti sejumlah pencapaian selama periode seperempat abad ini. Ia memuji individu-individu berdedikasi yang telah menjadi penghubung dan berkomunikasi langsung dengan para pelajar Indonesia dan orang tuanya. Partisipasi dalam seminar dan pameran di Jakarta, Indonesia, dan Asia Tenggara memperkuat peran sebagai konsultan untuk menjawab pertanyaan dan membimbing calon melalui melalui proses pendidikan yang tidak mudah di luar negeri.

Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN,Lambert Grijns dan Direktur Nuffic Southeast Asia, Peter van Tuijl bersama tim Nuffic Southeast Asia
Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, Lambert Grijns dan Direktur Nuffic Southeast Asia, Peter van Tuijl bersama tim Nuffic Southeast Asia (KalderaNews/ Dok. Nuffic Southeast Asia)

StuNed juga disebutkannya menjadi brand terkenal yang memainkan peran penting dalam mempromosikan peluang pendidikan. Meskipun StuNed sudah tidak ada lagi, warisan tersebut terus berlanjut seiring dengan masih banyaknya pertanyaan tentangnya.

Duta Besar Grijns lantas mengapresiasi peralihan ke program lain, termasuk Orange Knowledge Programme, sebagai bukti komitmen berkelanjutan dalam membina kolaborasi pendidikan antara Belanda dan Indonesia.

Menyadari tantangan yang dihadapi oleh bagian konsuler selama bulan-bulan sibuk, khususnya pada bulan Juli dan Agustus akibat lonjakan permohonan visa, duta besar memuji upaya tanpa henti dari tim kedutaan yang bekerja siang dan malam untuk memastikan bahwa setiap permohonan pelajar diproses dengan cepat.

Namun, Duta Besar Grijns menekankan bahwa di luar ‘apa’ yang telah dilakukan, esensi sebenarnya terletak pada ‘bagaimana’. Ia pun menyoroti kolaborasi erat dan hubungan simbiosis antara kedutaan dan misi pendidikan. Menggambarkannya sebagai misi yang sempurna, duta besar mencatat kemitraan harmonis yang lebih dari sekedar berbagi atap yang sama, namun berkembang menjadi upaya kolaboratif yang sesungguhnya.

Sebagai penutup, Duta Besar Lambert Grijns menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas dedikasi, kerja keras, dan prestasi pihak-pihak yang terlibat dalam membangun jembatan pengetahuan dan pendidikan antara Indonesia dan Belanda selama 25 tahun terakhir. Acara ini menjadi momen refleksi, perayaan, dan rasa syukur atas perjalanan bersama dalam mempromosikan keunggulan akademik dan pertukaran budaya Indonesia-Belanda. Info lebih lanjut, kunjungi laman resmi Nuffic Southeast Asia.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*