Nasaruddin Umar Ungkap Ketimpangan Fasilitas Madrasah dan Sekolah Negeri, Minta Pemerintah Lebih Perhatikan Keberadaannya

Prof Nasaruddin Umar
Prof Nasaruddin Umar (Dok: Kemenag)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com– Potongan video Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar yang mengungkapkan ketimpangan kondisi madrasah dan sekolah negeri viral di sosial media.

Curhatan hatinya yang emosional meminta pemerintah memberikan tambahan subsidi untuk madrasah yang mayoritas masih dikelola secara swasta jadi perhatian publik.

Nasaruddin mengungkapkan jika madrasah masih tertinggal dibandingkan sekolah negeri dari segala aspek. Hal itu ia ungkapkan dalam rapat bersama Komisi VIII DPR RI.

BACA JUGA:

“Kami menyampaikan ini dengan serius. Saya minta bukan hanya BOS, tapi juga tambahan dana untuk memberikan subsidi terhadap sekolah madrasah,” ujar Nasaruddin dalam rapat di Jakarta.

Ketimpangan fasilitas madrasah dan sekolah negeri

Saat rapat, Menag Nasaruddin mengungkapkan bahwa terdapat 42 ribu pondok pesantren yang berada di bawah Kemenag, dengan sekitar 20 ribu madrasah yang mayoritas bersifat swasta.

Ia mengungkapkan bahwa 90% sekolah di bawah Kementerian Agama adalah swasta, sementara 42 pondok pesantren dikelola langsung oleh kementerian.

Berbeda dengan sekolah negeri yang infrastrukturnya didukung negara, banyak madrasah masih harus dibangun menempel dengan masjid.

“Di seberang jalan ada sekolah negeri, tanahnya dibeli negara, bangunannya didanai negara, guru dan stafnya digaji negara. Bahkan tata usaha dan cleaning service diangkat jadi pegawai negeri. Sementara di sebelahnya, madrasah hanya menumpang di dinding masjid dengan fasilitas seadanya,” ujar Nasaruddin.

Salah satu ketimpangan paling mencolok adalah gaji guru madrasah yang jauh lebih rendah dibandingkan guru sekolah negeri.

Nasaruddin mengungkapkan bahwa guru madrasah hanya mendapat gaji sekitar Rp100 ribu per bulan, sedangkan guru sekolah negeri menerima hingga Rp4,5 juta.

“Yang gaji Rp100 ribu per bulan tetap mengajar dengan tekun, tanpa demo meminta tunjangan ini-itu. Sementara di seberang jalan, yang digaji Rp4,5 juta sering turun ke jalan menuntut tambahan tunjangan,” ujarnya.

Ingin pemerintah lebih perhatikan madrasah

Menag menegaskan bahwa madrasah seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Ia mengingatkan bahwa lulusan madrasah telah banyak berkontribusi bagi bangsa.

Baik itu sebagai imam, pegawai negeri, maupun tokoh masyarakat.  Bahkan, banyak di antara mereka yang berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri ternama.

“Perpustakaan tidak ada, laboratorium tidak ada, apalagi cleaning service. Padahal mereka juga anak bangsa. Siapa tahu nenek moyang para santri lebih banyak yang berjuang dan terbaring di taman makam pahlawan dibanding mereka yang bersekolah di fasilitas mewah,” lanjutnya.

Menag juga mengapresiasi inisiatif Presiden Prabowo Subianto dalam mengembangkan pendidikan melalui Sekolah Rakyat. Ia berharap konsep serupa bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas madrasah.

“Jangan ada ketidakadilan di antara sesama anak bangsa. Kami berharap DPR dan pemerintah bisa memperbaiki regulasi agar siswa madrasah mendapatkan perlakuan yang lebih adil,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*