Tak Perlu Cantik untuk Dapat Beasiswa Belanda, Tapi Charming Lah…

Sharing for Empowerment

BACA JUGA:

Ia pun mewanti-wanti, jangan bangga dulu kalau nilai akademisnya tinggi (GPA dan IELTS), apalagi bangga dari lulusan PTN terkemuka. Masalahnya, ada ratusan orang yang sama dengan nilai akademis yang tinggi, bahkan dari PTN yang sama.

Nah, menyikapi kandidat yang banyak, Neso pun menyiapkan jurus jitu untuk mendapatkan kandidat yang terbaik.

“Masalahnya di kualifikasi. Beasiswa memang banyak, tetapi bagaimana caranya mendapatkan The Best Candidate. Nuffic Neso yang mewakili pemerintah Belanda maunya itu (kandidat terbaik),” imbuhnya.

Kalau para kandidat memiliki kualifikasi yang keren, imbuhnya, mereka pasti diterima dimana-mana scholarshipnya. Tantangan pada para kandidat tentu saja bagaimana memenuhi kualifikasi.

Tantangan utamanya adalah bagaimana memincut tim penyeleksi. Istilahnya, kalau cewek itu tidak perlu cantik, tetapi ya charming lah. Jadi, kunci utamanya membuat suatu motivation statement yang tidak perlu berbunga-bunga.

Makanya tak mengherankan, kalau mau mendapatkan beasiswa ke Belanda, pertanyaanya selalu Why, bukan What.

“Ini tentang partnership. Ini bukan tentang Diponegro atau Teuku Umar, tapi soal future. Tentang apa yang akan Anda lakukan future (di masa yang akan datang). Karena itu, pertanyaannya selalu Why. Itulah yang harus dijawab para pelamar scholarship ke Belanda.”

Misalkan ingin kuliah ke Belanda mengambil Human Relation, pertanyaannya tentu bukan seputar bidang studinya, tetapi mengapa mau mengambil bidang bidang itu. Itulah yang membedakan. IP boleh sama, IELTS boleh sama, boleh sama-sama dari UI, ITB atau Binus, tetapi motivasi seseorang tidak bisa sama. Itulah yang membedakan.

“Misalkan seseorang mau ambil sanitasi ke Belanda dan ia mengungkapkan alasannya yaitu ingin meningkatkan hubungan kerjasama bilateral Indonesia-Belanda. Asyik nggak itu? Kira-kira dikasih skor berapa itu? Seksi nggak Motivation Statement seperti itu?”

Ia pun membandingkan dengan mahasiswi dari Riau yang mau ambil Water Sanitation dengan alasan yang konkret di masa depan.

“Dia bilang: di daerah saya, akses Clean Water masih di bawah 50%. Dia sebut angka. Dia cerita: salah satu tujuan belajar saya ke Belanda adalah saat pulang, saya akan contribute menaikkan angka Clean Water menjadi 70 persen. Asyik nggak?”

Ia pun menegaskan itu yang namanya motivation yang artikulatif: apa yang akan dilakukan di masa depan secara konkret. Apa yang akan dilakukan setelah 5 tahun setelah ini atau 7 tahun setelah ini.
“Kita pergi ke Belanda bukan karena tren, tetapi harus ada motivasi yang membuat pihak pemberi beasiswa yakin bahwa Anda adalah seorang kandidat yang memiliki kualifikasi,” pungkasnya.

Diketahui, Nuffic Neso Indonesia adalah kantor perwakilan Nuffic, organisasi non profit di Belanda yang menangani kerjasama internasional di bidang pendidikan yang ditunjuk resmi dan didanai oleh pemerintah Belanda. 
Nuffic Neso Indonesia menyediakan informasi serta memberikan konsultasi secara cuma-cuma mengenai lebih dari 2.100 program studi yang diberikan dalam bahasa Inggris.

Nuffic Neso Indonesia juga memprakarsai dan memfasilitasi kerja sama di bidang pendidikan tinggi antara institusi di Indonesia dan Belanda serta menawarkan, mewakili pemerintah Belanda, beasiswa untuk warga negara Indonesia setiap tahunnya. Informasi seputar beasiswa ke Belanda, silahkan kunjungi dan klik situs Nuffic Neso Indonesia. (JS)




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*