Duh, Penjara Jadi Tempat bagi Teroris Kuatkan Jaringan dan Berbagi Keahlian

Sharing for Empowerment
Dosen Intelijen Stratejik Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, Dr. Ir. Abdul Rivai Ras, MM, MS, MSi yang disapa Brorivai (KalderaNews/Ist)

JAKARTA, KalderaNews.com – Pengalaman adanya 2 tahanan teroris kabur dari Rumah Tahanan Narkoba Polda Metrojaya dan Lembaga Pemasyarakatan kelas II Waiheru Kota Ambon, yaitu Roki Aprisdianto dan Basri Manuputty pada 2012 silam, sesungguhnya bisa menjadi pelajaran berharga dalam menangani dan melakukan penahanan terhadap teroris.

Adanya peristiwa penyanderaan 9 orang polisi oleh 156 tahanan teroris di Mako Brimob yang mengakibatkan 5 anggota polisi gugur dan 4 orang luka-luka telah menunjukkan kelemahan kekuatan negara dan meneguhkan bahwa terorisme di Indonesia masih ganas dan brutal dalam aksinya.

Dosen Intelijen Stratejik Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, Dr. Ir. Abdul Rivai Ras, MM, MS, MSi yang disapa Brorivai menilai kasus amukan teroris di Mako Brimob ini menggambarkan celah masih lemahnya manajemen dan sistem penanganan terorisme di Indonesia.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*