TANGERANG, KalderaNews.com – Menteri Riset, Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang P. S. Brodjonegoro menyambut baik kebijakan Kampus Merdeka. Ia berharap, peneliti bebas meneliti sesuai kapasitasnya tanpa terbebani dengan urusan administrasi keuangan.
“Peneliti itu butuh ide-ide yang bebas lepas untuk kemudian dieksplore dan diuji dan sekarang dosen peneliti dari berbagai bidang tidak perlu lagi menjadi akuntan hanya untuk menyelesaikan laporan pertanggungjawaban riset karena sekarang sistemnya output base,” ungkap Menristek/BRIN baru-baru ini di Tangerang Selatan.
BACA JUGA:
- Nadiem Inginkan “Pernikahan Massal” Perguruan Tinggi
- Natuna Dijadikan Tempat Observasi WNI dari Wuhan, Sejumlah Sekolah Diliburkan
- Bagaimana Jika Perguruan Tinggi Tidak Mau Reakreditasi dan Naik Level?
- Harvard University Peringkat Pertama Dunia Versi Webometrics, 20 Besar Didominasi Amerika Serikat
- UI Geser UGM, Inilah 50 Besar Peringkat Universitas di Indonesia Versi Webometrics
Bambang menambahkan, pokok kebijakan Kampus Merdeka yang bertujuan memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk meningkatkan kualitasnya sejalan dengan harapan Kemenristek/BRIN yang ingin mendorong demokratisasi penelitian.
Oleh karena itu, ia mendukung sinergi Kemendikbud dengan jajarannya karena capaian world class university dapat terlaksana salah satunya karena aspek riset.
“Data memperlihatkan bahwa peneliti paling banyak ada di PTN BH maka tanpa partisipasi aktif dan konstruktif dari PTN dan PTS dalam melakukan penelitian, impian untuk meraih QS world ranking akan sulit tercapai,” tandas Bambang. (LF)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply