SEMARANG, KalderaNews.com – Universitas Katolik Soegijapranata meluncurkan Program Studi Doktor Arsitektur Digital di bawah Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) di Gedung Henricus Constance Unika Soegijapranata saat pandemi Covid-19 masih mewabah, Jumat, 24 April 2020.
Prof Dr –Ing. L M F Purwanto selaku Ketua Program Studi Doktor Arsitektur Digital menegaskan program baru ini sudah menerima mahasiswa dan akan mengawali perkuliahan pada semester gasal tahun akademik 2020-2021.
Arsitektur digital sendiri adalah arsitektur yang memanfaatkan program-program digital dan program-program simulasi komputer untuk membantu baik untuk perencanaan design maupun riset-riset.
BACA JUGA:
- Wow, UKI Resmikan Program Doktor Hukum di Tengah Pandemi Corona.
- Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ini Dianjurkan Secara Online
- Ranking Universitas di Rusia Jeblok, Bukan Berarti Tidak Berkualitas
- EDUTALK: Pandemi Corona, Pelajar Indonesia di Belanda Pulang. Gimana Nasib Kuliahnya?
- Kenapa Kamu Melanjutkan Studi ke Inggris, Inilah Alasannya!
- Indy Hardono: Beasiswa ke Belanda Sangat Terbuka untuk Disabilitas
- Peter van Tuijl: Pelajar Indonesia di Belanda Feels Like Home
“Apabila kita masih menggunakan manual maka akurasi dalam menggambar secara tepat dan dengan bentuk-bentuk yang dinamis akan sulit dilakukan. Dengan arsitektur digital, maka tidak ada batasan lagi bagi kita untuk tujuan tersebut,” tandasnya seperti dikutip dari situs resmi Unika Soegijapranata Semarang .
Arsitektur digital bisa membuat arsitektur dalam berbagai bentuk, seperti lengkungan atau berbagi bentuk lain yang tidak beraturan, sehingga tidak hanya bentuk kotak saja tetapi bisa dalam bentuk yang bermacam-macam.
Dengan arsitektur digital ini kita bisa menghitung kebutuhan material dan perencanaan anggaran biaya secara tepat. Arsitektur digital ini juga berdampak pula pada pengembangan building material.
Sekarang sudah ada material bahan bangunan dari plastik yang mendukung design bangunan berbentuk melengkung, jadi tidak hanya mengandalkan batu bata atau beton saja, karena bebannya terlalu berat atau terlalu sulit untuk dibuat.
“Melalui design arsitektur digital kita bisa menghitung kinerja bangunannya, misalnya tentang akustiknya, thermalnya, bahkan selanjutnya bisa diarahkan untuk artificial intelligence,” tandasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu


Leave a Reply