JAKARTA, KalderaNews.com — Para guru yang tergabung dalam Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memberikan empat tantangan kepada Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei. Tantangan itu adalah untuk menyelesaikan persoalan mendesak di dunia pendidikan di saat pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Wasekjen FSGI, Satriawan Salim dalam siaran persnya, sebagai masukan kepada Menteri Nadiem.
Ada pun keempat tantangan itu adalah sebagai berikut:
Pertama, Pemerintah segera membuat skenario pendidikan di masa krisis Covid 19. Kurikulum darurat bukan untuk mengganti kurikulum yang sudah ada tetapi sebagai pedoman penyelengaraan pembelajaran di sekolah yang adaptif terhadap kondisi krisis.
BACA JUGA:
- Begini Arti dan Makna Logo Hardiknas 2020, Bintang Pendidikan Milenial
- 20 Ucapan Hardiknas Bertema Corona untuk Penyemangat dalam Belajar
- Inilah Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2020, Tak Ada Upacara Bendera
- Ternyata Begini Pesan Ki Hajar Dewantara untuk Milenial, Yuk Simak!
- 8 Fakta Unik tentang Hari Pendidikan Nasional yang Jarang Terungkap
- Begini 7 Fakta Ki Hajar Dewantara, Ternyata Pernah Jadi Santri dan Menteri
- Nadiem Makarim: Tiga Dosa Dunia Pendidikan Indonesia
“Mempermudah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Lakukan perbaikan atau perubahan terhadap standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulus,” demikian Satriawan.
Kedua, FSGI meminta pemerintah membuat skenario penerimaan peserta didik baru di masa krisis Covid-19. Sampai saat ini, Permendkubud PPDB no 44 tahun 2019 dan surat edaran Mendikbud No 4 tahun 2020 dinilai belum mengakomodir hal tersebut.
Ia menilai jika pemerintah memutuskan Juli 2020 sebagai awal tahun ajaran baru, persiapan PPDB 2020 di bulan Mei sudah tergolong terlambat.
Ketiga, pemerintah pusat dan daerah diminta untuk memperhatikan guru honorer, terutama di sekolah swasta. Banyak orang tua tidak mampu lagi membayar SPP di sekolah sswasta. Dibutuhkan tindakan afirmatif pemerintah daerah sebagai solusi agar sekolah swasta dapat bertahan.
Keempat, Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang berlangsung selama masa krisis Covid-19 masih bermasalah, menurut survei yang dilakukan KPAI dan FSGI. Siswa masih terbenani dengan metode PJJ yang diberikan guru. Di sisi lain, guru masih mengejar pencapaian kurikulum ideal dalam menuntaskan materi.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply