
BUKITTINGGI, KalderaNews – Seorang pejuang lahir di Kota Bukittinggi pada 12 Agustus 1902. Ia adalah Bung Hatta, Sang Proklamtor Kemerdekaan Indonesia sekaligus wakil presiden pertama di Indonesia. Di rumah yang kini telah menjadi museum inilah ia lahir dan dibesarkan, Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta.

Bangunan rumah tersebut sebenarnya bukan yang sama dengan saat kelahiran Bung Hatta karena bangunan asli telah runtuh pada 1960-an. Pembangunan kembali dilakukan pada 1994-1995 untuk mengenang jasa Bung Hatta terutama bagi Indonesia.
BACA JUGA:
- Serunya Bercengkerama di Pelataran Jam Gadang
- Asal Muasal Ngarai Sianok di Pegunungan Tanah Sumatra
- Eloknya, Wisata Pantai di Pulau Sipora, Mentawai
- Kuliner Ekstrem Ini Wajib Kamu Icipi Saat Berkunjung ke Mentawai
- Yuk Jelajahi 10 Masjid Tertua di Indonesia, Wajib Dikunjungi Usai Pandemi Covid-19
Dulu, Bung Hatta kecil tinggal di rumah kayu yang didirikan sekitar 1860-an itu bersama ibu, paman, kakek, dan neneknya. Ia juga belajar agama dari Syekh Djamil Djambek di rumah tersebut.

Saat ia bersekolah dasar di Europese Lageree School (ELS) Bukittinggi, ia juga masih tinggal di rumah tersebut. Kamarnya adalah paviliun di belakang bangunan utama. Sepeda ontel yang dulu sering ia gunakan pun masih tersimpan di kamar tersebut.
Ketika usia Bapak Koperasi Indonesia itu menginjak sebelas tahun ia tidak tinggal lagi di rumah tersebut. Ia melanjutkan pendidikan menengah di Meer Uitgebred Lager Onderwijs (MULO) atau sekolah menengah di Kota Padang.
Meski hanya sebelas tahun, rumah tersebut menjadi sangat penting bagi pembentukan karakter aktivis partai politik tersebut. Di rumah itulah, ia belajar kedisiplinan, kesederhanaan, kasih sayang, dan ketepatan waktu. Semua itu ia dapatkan dari kakeknya, Syech Adurrachman yang bekerja sebagai kontraktor pos partikelir. (AC)

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu.
Leave a Reply