Berapa Meter Seharusnya Aturan Physical Distancing di Sekolah? Ini Saran Pakar Inggris

Hari pertama sekolah di Swiss. Jarak pembatasan fisik dilakukan secara ketat. Di Inggris pemerintah memberlakukan jarak dua meter. (REUTERS/Denis Balibouse)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com — Pemerintah Inggris menetapkan dua meter sebagai jarak minimal untuk pembatasan jarak fisik (physical distancing) di sekolah manakala Juni nanti para siswa kembali belajar di kelas. Namun sejumlah pakar kesehatan publik di Inggris menilai aturan itu berlebihan. Mereka lebih menganjurkan jarak satu meter, sesuai dengan saran World Health Organization (WHO).

Professor Robert Dingwall, seorang ahli kesehatan publik, mengatakan aturan dua meter di sekolah Inggris berlebihan dan harus diubah. Mengubahnya menjadi satu meter akan lebih mendorong pemulihan ekonomi dan membuat jutaan anak-anak lebih cepat kembali ke sekolah.

Selain itu, ia juga mengatakan aturan yang mengharuskan sekolah menyingkirkan alat-alat permainan dari kelas hanya memperberat rasa cemas orang tua.

BACA JUGA:

Menurut Dingwall, Inggris hanya satu dari sedikit negara Eropa yang menerapkan aturan dua meter, aturan yang menurut dia, didasarkan pada eksperimen lama pada lingkungan artifisial.

“Jarak dua meter akan membuat orang cemas untuk memberangkatkan anaknya ke sekolah. Jika masyarakat memahami sains secara lebih baik, mereka akan dapat mengatasi rasa cemasnya,” kata dia.

“Saya mendengar cerita tragis dimana mainan teddy bear dibuang, dan (anak-anak) tidak diperbolehkan bermain air dan bermain pasir, dan bila memegang buku sekolah harus masuk karantina. Ini akan jadi pengalaman yang tidak enak. Mencuci tangan jauh lebih penting daripada menyingkirkan alat-alat permainan. Risiko tertular coronavirus tidak lebih besar di sekolah daripada di komunitas lain, khususunya bagi anak-anak yang lebih kecil, dan flu jauh lebih mematikan daripada yang disadari manusia, dan tentu lebih berbahaya bagi anak-anak,” kata Dingwall, dikutip dari Express.co.uk.

Ia mengatakan jarak pembatasan fisik dua meter didasarkan pada studi yang menggunakan kondisi artifisial dengan udara tetap (still air). Ketika riset itu dicobakan dalam kehidupan nyata, kata dia, menunjukkan bahwa udara selalu bersirkulasi dan virus tidak bertransmisi semudah yang dipikirkan orang.

“Data terbaru menunjukkan virus rusak di jarak yang lebih pendek dan partikel itu bergerak tidak dalam kuantitas yang mampu menginfeksi dalam jarak satu meter.”

Ia mengatakan banyak negara di Eropa tidak menerapkan jarak dua meter dan negara yang menerapkannya mempertimbangkan untuk menguranginya. WHO mendukung jarak satu meter.

Menurut dia, jika Inggris tetap menerapkan aturan dua meter, pemulihan ekonomi tidak akan berjalan dan sekolah-sekolah tidak akan beroperasi secara efektif.

Paul Hunter, Profesor Kedoktean di University of East Anglia dan penasihat untuk WHO mengatakan “Saya tidak mengerti sains macam apa yang menjadi dasar Inggris dalam mengambil keputusan. Itu tidak terbuka bagi perdebatan publik.”

Menurut Hunter, aturan dua meter didasarkan pada sains yang dikerjakan 70-80 tahun lalu dan tidak harus terpaku pada hal itu. Ia menyarankan setiap situasi perlu diukur risikonya secara layak. Misalnya, adalah lebih aman di luar kelas daripada di dalam kelas.

“Saya tidak akan menetapkan batas dua meter untuk anak-anak. Itu tidak akan berjalan. Khususnya untuk anak-anak kecil. Jika saya mengajar di kelas dengan 12-15 anak, mereka dapat berotasi dan menghadiri kelas bersama-sama di bawah pengawasan seorang guru,” kata dia.

Dr Smith Clarke, Associate Professor di Cellular Microbiology di University of Reading mengatakan aturan dua meter didasarkan pada sains yang tidak pasti dan aturan dua meter itu bukan keputusan sains melainkan keputusan politik.

Sementara itu, di Indonesia, dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi, yang dirilis lewat situs sehatnegeriku.kemkes.go.id, pengaturan jarak antarpekerja pada setiap aktivitas kerja adalah satu meter.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*