JAKARTA, KalderaNews.com — Pemerintah Inggris menetapkan dua meter sebagai jarak minimal untuk pembatasan jarak fisik (physical distancing) di sekolah manakala Juni nanti para siswa kembali belajar di kelas. Namun sejumlah pakar kesehatan publik di Inggris menilai aturan itu berlebihan. Mereka lebih menganjurkan jarak satu meter, sesuai dengan saran World Health Organization (WHO).
Professor Robert Dingwall, seorang ahli kesehatan publik, mengatakan aturan dua meter di sekolah Inggris berlebihan dan harus diubah. Mengubahnya menjadi satu meter akan lebih mendorong pemulihan ekonomi dan membuat jutaan anak-anak lebih cepat kembali ke sekolah.
Selain itu, ia juga mengatakan aturan yang mengharuskan sekolah menyingkirkan alat-alat permainan dari kelas hanya memperberat rasa cemas orang tua.
BACA JUGA:
- Binus Bekasi Kini Punya Program S2 Manajemen dan Ilmu Komunikasi
- Dosen Binus Ciptakan 3 Karya Berbasis Artificial Intelligence untuk Tekan Penyebaran Covid-19
- Mau Kuliah S1 Manajemen di Binus? Beasiswa MCF-MAF & BINUS Tutup 2 November 2019
- Inilah Daftar Kampus Terbaik di Indonesia Berdasarkan Bidang Ilmu Versi QS WUR 2020
- Mau Kuliah S1 Manajemen di Binus? Beasiswa MCF-MAF & BINUS Tutup 2 November 2019
Menurut Dingwall, Inggris hanya satu dari sedikit negara Eropa yang menerapkan aturan dua meter, aturan yang menurut dia, didasarkan pada eksperimen lama pada lingkungan artifisial.
“Jarak dua meter akan membuat orang cemas untuk memberangkatkan anaknya ke sekolah. Jika masyarakat memahami sains secara lebih baik, mereka akan dapat mengatasi rasa cemasnya,” kata dia.
Leave a Reply