8 Hal Kunci agar Lancar Saat Wawancara Virtual Lamaran Kerja

Perlu mempersiapkan diri secara cermat saat menjalani wawancara virtual lamaran kerja (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com — Pandemi COVID-19 membawa banyak perusahaan pada praktik-praktik baru. Misalnya, semakin banyak perusahaan yang menerapkan work from home, demi mengendalikan penularan COVID-19.

Demikian juga halnya dengan proses seleksi dan perekrutan karyawan baru. Di Singapura, perusahaan sudah mulai melakukan wawancara dengan para pelamar kerja secara virtual.

BACA JUGA:

Bagi kamu para fresh graduate yang kini sedang hunting lowongan kerja, bersiaplah bila sewaktu-waktu diminta perusahaan yang akan merekrut kamu untuk diwawancarai secara virtual. Berikut ada delapan kiat dari profesional sumber daya manusia tentang cara memanfaatkan video call secara maksimal dalam tahapan wawancara perekrutan.

1.Persiapkan dan coba peralatan kamu.

Uji koneksi nirkabel kamu dan perangkat lunak video conference berapa kali sebelum wawancara. Nasihat ini datang dari Grant Torrens, 38, direktur regional perusahaan perekrutan Hays Singapura. Jangan segan untuk mencoba bahkan berlatih, misalnya dengan melakukan video conference kepada teman atau anggota keluarga lainnya. Ini memungkinkan kamu memeriksa kualitas suara dan gambar. Juga semakin terbiasa berbicara dengan mikrofon.

Sebelum wawancara, kamu juga harus membiasakan diri dengan fungsi-fungsi yang mungkin berguna pada laptop kamu.

2. Pilih tempat yang tepat.
Pilih tempat yang tenang dan jauh dari gangguan. Latar belakang ketika kamu berbicara di depan layar laptop kamu, tidak harus berupa dinding putih. Tetapi pastikan ia bebas dari hal-hal yang membuat orang tidak fokus kepada kamu.

“Pikirkan beberapa contoh, misalnya, YouTuber favorit kamu, ” kata Deana Zafir, 26, produser konten untuk agen perekrutan BGC Group. “Kebanyakan dari latar belakang tampilan mereka bersifat netral.”

Ruang dengan pencahayaan alami sangat ideal, tetapi menempatkan lampu dengan cahaya putih di depan kamu juga merupakan pengganti yang baik..

3. Berpakaian secara profesional.
Walaupun dilakukan secara virtual, wawancara dalam rangka melamar kerja tetaplah sebuah proses profesional. Karena itu berbusanalah seperti layaknya para profesional. Berpakaianlah sebagaimana layaknya kamu hendak ke kantor.

Deana berkata: “Cara terbaik untuk memutuskan pakaian yang tepat adalah dengan bertanya kepada manajer perekrut tentang dress code.” Namun, lanjut dia, kamu juga dapat mencoba mencari referensi di media sosial, untuk melihat bagaimana karyawan di perusahaan tersebut berpakaian pada masa kerja normal.

Dia menambahkan, kemeja berkerah, blus, make-up tipis dan rambut rapi biasanya sudah cukup, tetapi dalam sebuah wawancara, lebih baik berbusana terlalu tertutup daripada kurang tertutup.

4. Tepat waktu.
Log in setidaknya 10 menit sebelum wawancara dimulai, kata Miya Toh, 30, konsultan utama di perusahaan perekrutan Robert Walters. Tidak hanya sebagai tanda kamu menghormati para pewawancara, tetapi itu juga memungkinkan kamu untuk menyesuaikan diri lebih awal dan memastikan semuanya sudah dipersiapkan dengan benar.

5. Biarkan pembicaraan mengalir.
Untuk menghindari adanya gangguan, Torrens juga menyarankan menunggu sebentar untuk memastikan pewawancara telah menyelesaikan pertanyaan sebelum kamu mulai menjawab.

Jika kamu merasa terpojok oleh sebuah pertanyaan, mintakan waktu sejenak untuk mengumpulkan pemikiran kamu sebelum menjawab.

6. Jangan baca jawaban dari layar.
Jangan mempersiapkan jawaban kamu berupa ketikan di layar, dan menjadikannya pedoman selama wawancara. Ini merupakan hal yang sangat penting untuk dihindari, kata Deana. Tidak hanya akan membuat kamu terdengar seperti robot dan tidak alami, pewawancara kamu juga akan tahu bahwa kamu tidak menjawab dari pikiranmu sendiri.

7. Pelihara kontak mata.
Kebanyakan orang cenderung lebih gelisah, dengan mata mereka kesana-kemari, ketika orang yang mewawancarai mereka tidak sedang berada di depan mereka. Miya Toh memberi nasihat untuk tetap tenang dan upayakan terlibat penuh dengan pewawancara.

“Untuk melakukan kontak mata langsung, lihatlah ke kamera web kamu daripada ke wajah pewawancara kamu di layar. Kamu juga harus duduk tegak, dengan kaki di lantai dan lengan di atas meja atau di pangkuan kamu.”

Deana menambahkan: “Cobalah untuk tidak mengguncang kaki atau mengetuk pena karena itu akan bunyinya akan terserap oleh mikrofon.

8. Pernyataan penutup.
Akhiri wawancara kamu dengan mengucapkan terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan. Lanjutkan dengan menekankan penghargaan dan penegasan bahwa kamu tertarik untuk bergabung di perusahaan tersebut.

Sumber: Straits Times

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*