
BOGOR, KalderaNews.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berkunjung ke beberapa sekolah di Kota Bogor, Jawa Barat untuk melihat langsung pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ia ditemani Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyapa para guru dan siswa secara daring.
BACA JUGA:
- Kemendikbud Evaluasi Sekolah di Zona Kuning Dapat Lakukan Pembelajaran Tatap Muka
- Mahasiswa Baru Unika Atma Jaya Bisa Dapat Rp 4,2 Juta Per Semester, Tutup 6 Agustus 2020
- Deadline Proposal Dana Hibah 6 Miliar TMT+ OKP Kemlu Belanda September 2020
- Cekidot, 5 Skema untuk 2.000 Beasiswa D3 dan S1 di Universitas Budi Luhur
- Deadline Beasiswa Penuh S2 dan S3 di Standford University Amerika 14 Oktober 2020
- Beasiswa Kuliah 1 Semeter untuk Mahasiswa S1, S2, S3 di Thailand Tutup 15 Oktober 2020
Nah, salah satu sekolah yang dikunjungi Nadiem adalah Sekolah Regina Pacis Bogor. Kedatangan Mas Menteri ini langsung disambut Pimpinan Yayasan Sr Christina Sri Murni FMM dan Kepala SMA Retno Widyanti.
Nadiem melihat proses belajar mengajar yang sedang dilakukan beberapa guru, menyapa para murid, melihat berbagai hasil kreasi siswa-siswi, serta audiensi dengan para guru untuk mendengarkan berbagai masukan serta kendala selama pelaksanaan PJJ.
Beberapa guru mengungkapkan pemakaian kuota internet yang besar menjadi kendala bagi para siswa selama PJJ. Selain itu, jaringan internet yang tak stabil juga menjadi masalah. “Kami merasa, PJJ perlu adaptasi, sebab tidak semua guru bisa menggunakan teknologi itu. Kendala terbesar dialami para murid adalah penggunaan kuota yang besar serta jaringan internet yang kurang stabil,” ujar Novianti Sistalia, Guru Bahasa Inggris kelas X.
Sementara, Eka Dyah Arum, Guru Seni Tari dan Kewirausahaan merasa bahwa kendala terbesarnya adalah mengajar praktik melalui PJJ. “Berbeda dengan pelajaran teori, pelajaran praktik agak sulit menggunakan PJJ. Standar pembelajaran dari dinas dan kementerian pun harus saya hilangkan, seperti hafalan anak, bentuk gerakan, dan lainnya. Sehingga saya sering kali membuat video pembelajaran, jadi tidak secara langsung dalam PJJ,” ujarnya.

Rupanya, Menteri Nadiem mengerti kegelisahan para guru. Ia berharap, agar pembelajaran tatap muka bisa segera dilaksanakan. “Saya sungguh mengapresiasi para guru dan jajarannya yang berkenan mengusahakan yang terbaik. Karena setiap karakteristik sekolah berbeda-beda, maka para guru harus fleksibel dan kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran. Fleksibel dalam menyikapi aturan pemerintah, tidak semua harus kaku dan sesuai. Kreatif untuk menyampaikan materi pembelajaran, terus berinovasi,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Pimpinan Yayasan, Sr Christina Sri Murni juga menjabarkan 5 karakter utama yang ditanamkan di Regina Pacis, yaitu compassion (belas kasih), humility (kerendahan hati), integrity (integritas), peace (damai), servant leadership (kepemimpinan yang melayani).
Selain mengunjungi Sekolah Regina Pacis, Menteri Nadiem juga mengunjungi SDN Polisi 1, SMP Al-Ghazaly, SMK Ma’arif Kabupaten Bogor, dan SMP Muhammadiyah Bogor.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply