Kelamaan Belajar dan Kuliah Online dari Rumah, Ini Lho 3 Dampak Negatifnya yang Bikin Miris

Pembelajaran online peserta didik saat belajar di rumah karena wabah virus Corona
Pembelajaran online peserta didik saat belajar di rumah karena wabah virus Corona (KalderaNews/Malena)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Semakin lama pembelajaran tatap muka tidak terjadi, semakin besar dampak negatif yang terjadi pada anak. Oleh sebab itu pemerintah memutuskan bahwa mulai Januari 2021 kebijakan pembelajaran tatap muka dimulai dari pemberian izin oleh pemerintah daerah/kanwil/kantor Kemenag, dan tetap dilanjutkan dengan izin berjenjang dari satuan pendidikan dan orangtua.

Mendikbud Nadiem Makarim menegaskan ada 3 dampak negatif yang mengancam jika Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terus dilakukan. Apa saja ketiga dampak negatif tersebut?

BACA JUGA:

Berikut ini 3 dampak negatif PJJ yang kelamaan:

1). Ancaman Putus Sekolah

  • Anak harus bekerja (risiko putus sekolah dikarenakan anak “terpaksa” bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi Covid-19)
  • Persepsi orang tua (banyak orang tua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.

2). Kendala Tumbuh Kembang

  • Kesenjangan capaian belajar (perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio-ekonomi berbeda)
  • Ketidakoptimalan pertumbuhan (turunnya keikutsertaan dalam PAUD sehingga kehilangan tumbuh kembang yang optimal di usia emas)
  • Risiko “learning loss” (hilangnya pembelajaran secara berkepanjangan berisiko terhadap pembelajaran jangka panjang, baik kognitif maupun perkembangan karakter)

3). Tekanan Psikososial dan Kekerasan dalam Rumah Tangga

  • Anak stres (Minimnya interaksi dengan guru, teman, dan lingkungan luar ditambah tekanan akibat sulitnya pembelajaran jarak jauh dapat menyebabkan stres pada anak)
  • Kekerasan yang tidak terdeteksi (Tanpa sekolah, banyak anak yang terjebak di kekerasan rumah tanpa terdeteksi oleh guru).

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*