JAKARTA, KalderaNews.com – Analis Kebijakan Madya Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud, Dr. Ir. Eko Warisdiono, MM menegaskan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi ini banyak melahirkan kendala, baik yang dialami guru, orang tua maupun murid.
Selain itu tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi. Hal ini jika terus dibiarkan tentu akan berpotensi menimbulkan banyak dampak negatif yang berkepanjangan bagi pendidikan Indonesia, khususnya peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
Kondisi pendidikan akibat Covid-19 ini pun kemudian menuntut adanya sebuah perubahan dan kebijakan terkait pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Akan tetapi prinsip kebijakan harus tetap mempertimbangkan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat pada umumnya.
BACA JUGA:
- Problematika Standar Baku PJJ, Pekerjaan Impian Hingga Minimnya Lowongan Pekerjaan
- Tingkat Pemahaman Siswa Selama PJJ Rendah, Interaksi Guru-Siswa Menurun
- PJJ Ciptakan Jarak Emosional dan Kognitif, Direktur SEAQIL: Guru Perlu Cara Efektif
“Dari permasalahan tersebut itu dikeluarkanlah kebijakan penyederhanaan kurikulum. Artinya bahwa muatan konten dan kompetensi yang selama ini menjadi target pencapaian pembelajaran di kelas harus direvisi dari sisi kuantitas, kualitas, dan prioritas kompetensi dasar. Kompetensi harus lebih disederhanakan yang berorientasi pada kompetensi dasar prasyarat dan esensial yang penting untuk kecakapan hidup,” tegasnya di Jakarta seperti dilansir laman resmi Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud.
Leave a Reply