
JAKARTA, KalderaNews.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengumumkan 10 tokoh yang menerima Penghargaan Kalpataru 2020. Penghargaan Kalpataru diberikan setiap tahun, sejak 1980, kepada individu maupun kelompok yang berjasa pada usaha merintis, mengabdi, menyelamatkan, dan membina pelestarian lingkungan hidup dan kehutanan.
Tahun ini, ada 175 usulan calon penerima dari 29 provinsi, yang dinilai Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru. Dari jumlah tersebut, dipilih 10 orang penerima Penghargaan Kalpataru 2020 di empat kategori.
BACA JUGA:
- Inilah 20 Anak SD dan SMP di Surabaya Pemenang Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2020
- Universitas Maranatha Gelar Indonesia Robot Festival, Ciptakan Robot Peduli Lingkungan
- Kunci Penanaman Perilaku Hidup Sehat Itu Rumah dan Sekolah Ini Alasannya
Nah, berikut daftar penerima penghargaan Kalpataru 2020:
Kategori Perintis Lingkungan
Zeth Wonggor
Ia adalah penggagas upaya konservasi keanekaragaman hayati di Pegunungan Arfak, Papua Barat. Pada 1990, Wonggor memulai tergerak untuk melindungi hutan di sekitar Kampung Mokwan di Pegunungan Arfak. Dia berhasil menjaga hutan seluas 8.800 hektar dari pemburu dan penebang liar. Tingkat ekonomi masyarakat di sekitar pun meningkat tanpa harus merusak alam. Karena upaya ini, Wonggor kerap disebut sebagai “Penjaga Burung Surga di Pegunungan Arfak”.
Sadikin
Nyawa putri Sadikin, seorang warga Kampung Jawa, Bengkalis, Riau terenggut akibat terkena infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan kebakaran lahan gambut. Sadikin adalah anggota relawan Masyarakat Peduli Api (MPA) yang diinisiasi oleh Kelurahan Sei Pakning, yang bertugas memadamkan api dan mencegah kebakaran. Ia juga memulai penanaman nanas di lahan bekas terbakar bersama Kelompok Tani Tunas Makmur.
Kategori Pengabdi Lingkungan
Wasito
Wasito, seorang aparatur sipil negara (ASN) di Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Dia berupaya keras mengatasi abrasi dan banjir rob di pantai utara Pulau Jawa. Sejak 2006, Wasito sudah berhasil menanam 248.000 mangrove di lahan seluas 30 hektar di Kendal.
Saraba
Saraba, guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Makassar yang mengabdikan diri untuk merehabilitasi hutan mangrove di Tamalanrea dan Biringkanaya, Makassar. Ia berhasil menghijaukan area pesisir pantai seluas 50 hektar.
Kategori Penyelamat Lingkungan
Masyarakat Hutan Adat (MHA) Punan Adiu
MHA Punan Adiu berada di Malinau, Kalimantan Utara. Komunitas ini menghadapi berbagai tantangan dan ancaman kerusakan alam. Untuk menjaga kearifan lokal dan menjaga hutan, mereka menyelamatkan hutan adat seluas 17.000 hektar.
Komunitas Hatabosi
Komunitas Hatabosi merupakan singkatan dari nama empat desa yang tergabung dalam satu komunitas, yaitu Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, dan Siranap di Kecamatan Marancar, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sejak 1907, empat desa ini memiliki tradisi melindungi dan mengatur tata air dengan sistem yang diberi nama “jaga bondar”. Jaga bondar bertugas menjaga hutan dan sumber air, termasuk merawat saluran air yang mengairi empat desa ini.
Bening Saguling Foundation
Bening Saguling Foundation menginisiasi pengelolaan eceng gondok dan sampah yang mencemari Waduk Saguling.. Dengan konsep zero waste, eceng gondok dan sampah diolah menjadi produk kerajinan bernilai tinggi. Kelompok ini mendirikan pusat pembelajaran masyarakat, Saung Eceng.
Kategori Pembina Lingkungan
Ida Ayu Rusmarini
Ida Ayu Rusmarini, pensiunan ASN yang tinggal di Gianyar, Bali yang mengembangkan budidaya tanaman obat-obatan dan tanaman upakara. Ida mendirikan Yayasan Puri Damai, dan melibatkan partisipasi aktif perempuan dalam menjaga aturan adat warisan leluhur.
Zofrawandi
Zofrawandi, seorang wali negara Nagari Indudur di Solok, Sumatera Barat, yang berhasil membina masyarakat dengan mengembangkan instrumen peraturan Nagari untuk menciptakan tatanan kehidupan yang seimbang antara lingkungan, sosial, dan ekonomi, dengan mewajibkan masyarakat menanam di tanah-tanah ulayat.
RB Sutarno
RB Sutarno, pensiunan guru SMA yang berhasil membina masyarakat di kawasan pemukiman padat penduduk RW 01 Sunter Jaya, Jakarta Utara agar peduli dan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sampah terpadu.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply