
MAMUJU, KalderaNews.com – Gempa yang terjadi sejak Kamis, 14 Januari 2021 lalu memberikan dampak kepada 1.203 satuan pendidikan, 192.027 peserta didik, serta 16.620 pendidik dan tenaga kependidikan yang berada di Provinsi Sulawesi Barat.
Gempa yang mengguncang empat kabupaten, yakni Kabupaten Mamuju, Kabupaten Majene, Kabupaten Mamasa, dan Kabupaten Poliwali Mandar ternyata merusak 103 satuan pendidikan.
BACA JUGA:
- Peneliti LIPI: Bencana Alam Terus Berulang, Pentingnya Pendidikan Kebencanaan
- 27 Sekolah Rusak Akibat Gempa, Mendikbud: Tetap Semangat dan Segera Bangkit
- Jangan Sepelekan Ancaman Tsunami, Lonjakan Gempabumi Telah Terjadi
Sebanyak 39 sekolah di antaranya mengalami rusak berat, 19 sekolah rusak sedang dan 45 sekolah rusak ringan.
- Di Kabupaten Mamuju, terdapat 18 sekolah yang masuk kategori rusak berat, 12 sekolah mengalami rusak sedang, dan 10 sekolah mengalami rusak ringan
- Di Kabupaten Majene, 19 sekolah mengalami rusak berat, enam sekolah mengalami rusak sedang, dan 21 sekolah mengalami rusak ringan.
- Di Kabupaten Poliwali Mandar, 2 sekolah mengalami rusak berat, 1 sekolah mengalami rusak sedang, dan 7 sekolah rusak ringan.
- Di Kabupaten Mamasa, tujuh sekolah mengalami kerusakan ringan.
Dalam rangka penanganan darurat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag), Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), UNICEF, dan klaster nasional pendidikan berkerja sama mengoperasikan Pos Pendidikan Sulawesi Barat.
Diketuai oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Sulawesi Barat, Pos Pendidikan Sulawesi Barat menjadi sentra koordinasi penanganan darurat gempa bumi bidang pendidikan. Adapun pos ini menginduk kepada posko utama penanganan darurat bencana gempa bumi Sulawesi Barat.
“Kami terus melakukan koordinasi dalam melakukan pendataan, kebutuhan, dan intervensi yang dibutuhkan,” tutur Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbud, Hendarman, di Jakarta, pada Selasa, 19 Januari 2021.
Kemendikbud telah membuka posko di Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD Dikmas) di Kabupaten Mamuju dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di Kabupaten Majene.
Berdasarkan laporan dari tim posko di lapangan, telah didirikan lima buah tenda pengungsian di BP PAUD Dikmas. Selain itu, didirikan pula 20 buah tenda ruang kelas darurat untuk aktivitas pendidikan yang didatangkan dari Kota Makassar dan Provinsi Sulawesi Tengah.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply