
JAKARTA, KalderaNews.com – Jika tak ada halangan, Presiden Joko Widodo akan memberikan anugerah gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh pada peringatan Hari Pahlawan, Rabu, 10 November 2021.
Hal ini juga ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Ia mengatakan, empat tokoh yang akan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional itu adalah Tombolotutu dari Sulawesi Tengah, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, Sutradara film Aji Usmar Ismail dari DKI Jakarta, Raden Ayra Wangsakara dari Banten.
BACA JUGA:
- Simak, Inilah Logo dan Tema Hari Pahlawan, 10 November 2021, Pahlawanku Inspirasiku
- 20 Inspirasi Ucapan Hari Pahlawan, Cocok untuk Status Media Sosial di Tengah Pandemi
- 20 Quotes Inspiratif Para Pahlawan Nasional Pembakar Milenial di Hari Pahlawan
“Gelar Pahlawan Nasional nanti akan diserahkan secara resmi kepada keluarga para almarhum di Istana Bogor. Kalau tidak berubah, persis pada hari Pahlawan 10 November,” kata Mahfud MD yang juga Ketua Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan (DGTK).
Nah, berikut ini profil 4 tokoh yang akan mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2021:
Haji Usmar Ismail (Provinsi DKI Jakarta)
Gelar Pahlawan Nasional bagi Haji Usmar Ismail diusung oleh Komite Festival Film Indonesia (FFI). Usmar Ismail memang dikenal sebagai Bapak Perfilman Indonesia, lantaran karya-karyanya dalam dunia sinema.
Sepanjang karir dalam dunia perfilman, Usmar Ismail telah membuat 30 judul film. Ia juga turut andil dalam mengarahkan pembuatan film yang pertama kali diproduksi Indonesia setelah menjadi negara yang berdaulat.
Pemerintah pun telah mengabadikan sebuah gedung perfilman yang diberi nama Pusat Perfilman Usmar Ismail di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.
Tombolotutu (Provinsi Sulawesi Tengah)
Tombolotutu adalah raja di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Menurut catatan sejarah, ia berada di garda terdepan melawan tantara penjajah Belanda. Belanda kewalahan menghadapi Tombolotutu. Bahkan, harus dihadapi oleh Marmose, pasukan khusus Belanda yang pernah diturunkan saat Perang Diponegoro dan Perang Aceh.
Sejak tahun 1990-an, upaya untuk menjadikan Tombolotutu sebagai Pahlawan Nasional telah dilakukan. Namun, kurangnya data berupa dokumen resmi membuat upaya memberikan gelar Pahlawan Nasional terhambat. Baru tahun ini, hal itu bisa terwujud.
Sultan Aji Muhammad Idris (Provinsi Kalimantan Timur)
Ialah Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Ia memerintah pada medio 1735 hingga 1778.
Sultan Aji Muhammad Idris terkenal lantaran pernah berangkat ke tanah Wajo, Sulawesi Selatan untuk bertempur melawan Veerenigde Oostindische Compagnie (VOC) bersama rakyat Bugis. Ia ikut bertempur hingga gugur di medan perang.
Sultan Aji Muhammad Idris berperan mengubah status kerajaan yang digunakan oleh Kutai Kertanegara menjadi kesultanan. Ia juga pemimpin pertama Kutai Kertanegara yang memerintah dengan gelar Sultan.
Raden Arya Wangsakara (Provinsi Banten)
Raden Arya Wangsakara dikenal sebagai pendiri wilayah Tangerang. Ia adalah keturunan Raja Sumedang Larang, Sultan Syarif Abdulrohman.
Raden Arya dikenal sebagai pejuang dan ulama penyebar ajaran Islam. Bersama Aria Santika dan Aria Yuda Negara, ia lari ke Tangerang sebab tidak menyetujui keputusan saudara kandungnya yang memihak VOC. Ia pun menetap di tepian Sungai Cisadane.
VOC pun mendirikan benteng di sebelah timur Sungai Cisadane. Hal ini memicu pertempuran yang sengit. Raden Arya dan pasukannya berhasil menggagalkan rencana VOC menduduki wilayah tersebut.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu
Leave a Reply