JAKARTA, KalderaNews.com – Kemdikbudristek melalui Direktorat Sekolah Dasar bekerja sama dengan UNICEF mengadakan FGD Reviu Modul Literasi Baca Tulis Kelas Awal pada 12-14 Januari 2022.
Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd menegaskan kegiatan ini bertujuan untuk menyelaraskan Modul Literasi Baca Tulis Kelas Awal bagi pendidik dan satuan pendidikan jenjang sekolah dasar dengan kebijakan terbaru Kemendikbudristek, yaitu tentang pembelajaran dan penilaian di sekolah dasar dan perkembangan serta karakteristik peserta didik kelas awal di sekolah dasar.
Plt. Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Kemendikbudristek, Irsyad Zamjani menambahkan variasi skor literasi menurut latar belakang sosial ekonomi dan kurikulum yang digunakan siswa, dari keluarga berlatar belakang sosial ekonomi rendah menjadi yang paling terdampak learning loss.
BACA JUGA:
- Orang Tua Wajib Tahu! 5 Tanda Anak Siap Belajar Membaca
- Tip Jitu Menerapkan Teknik Membaca Tanpa Mengeja untuk Anak Usia Dini
- Dear Ayah Bunda, Inilah 5 Cara Mudah Mengajari Anak Membaca dengan Menyenangkan
“Sementara siswa dari sekolah pengguna kurikulum darurat memiliki performa lebih baik daripada siswa di sekolah penerapan K-13 penuh,” katanya.
Ia juga menuturkan siswa yang belajar hanya dengan metode BDR selama 1 bulan terakhir kebahagiaannya cenderung lebih rendah. Sedangkan siswa di Indonesia bagian timur cenderung memiliki kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan siswa di Indonesia bagian barat, dengan persentase 92% dan 77% secara berurutan.
Ada tiga alasan utama mengapa mereka tidak menikmati belajar dari rumah. Tidak bisa bertemu dengan teman, itu persentasenya sebanyak 77%. Sulit fokus dalam pembelajaran, persentasenya 15%. Dan sulit meminta bantuan guru, itu sebanyak 13%.
Hasil penelitian yang disusun oleh UNICEF dan Myriad Research pada November 2021 mengungkapkan ada sejumlah langkah praktis yang dapat dilakukan sekolah, orang tua, masyarakat, dan otoritas pemerintah untuk meningkatkan keterampilan membaca dan berhitung (dasar) anak-anak di kelas awal.
Berikut ini keenam langkah praktis yang bisa dilakukan:
- Menerapkan kebijakan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam mengajar literasi dan numerasi. Sekaligus mendorong guru untuk mempraktikkan ‘Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
- Meningkatkan akses terhadap bahan bacaan di sekolah, termasuk melalui pendirian sudut baca di kelas dan mendorong perpustakaan yang ramah anak
- Melakukan penilaian siswa secara berkala sebagai bagian dari upaya pemantauan dampak kebijakan pemerintah untuk meningkatkan keterampilan dasar. Dan mendorong guru untuk menggunakan penilaian diagnostik/ penilaian formatif siswa secara reguler di kelas mereka untuk lebih efektif mendukung siswa mereka untuk mengejar pembelajaran
- Mendorong orang tua dan anggota masyarakat untuk mendukung pembelajaran siswa, karena dukungan dari orang tua dan anggota masyarakat secara positif terkait dengan peningkatan kemampuan membaca dan berhitung di antara siswa
- Mengadopsi tindakan disipliner alternatif (oleh orang tua dan guru) dan mempromosikan praktik disiplin positif
- Mendorong orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke satuan Pendidikan Anak Usia Dini. Data menunjukkan siswa yang menghadiri pusat PAUD memiliki peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan bagi pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply