Apa Itu Duck Syndrome pada Remaja? Yuk, Kenali untuk Dihindari

Depresi
Ilustrasi: Depresi dapat menyebabkan berkurangnya self confidence (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Berinteraksi dengan banyak orang di lingkungan sekitar, pasti kita pernah berpikir adakah orang yang yang hidupnya senantiasa mulus. Nilainya bagus, bisa masuk sekolah bagus, lulus cepet, uangnya banyak, sering posting jalan-jalan, dan lain-lain, misalnya.

Bahkan dari sosial media kita tahu bahwa mungkin satu dua orang kawan kita hidupnya demikian. Lancar jaya tidak pernah susah. Bahagia selalu hingga bikin kita iri dan bertanya.

BACA JUGA:

Namun, jangan salah! Kita tidak pernah tahu bagaimana kehidupan seseorang yang sebenarnya. Bisa saja di balik kebahagiaan dan kesuksesannya ternyata selalu ada tekanan dan segunung masalah yang ditutupi agar bisa selalu terlihat baik-baik saja. Kondisi ini yang diberi nama Duck syndrome.

Duck syndrome tidak hanya dialami oleh remaja. Orang dewasa juga dapat mengalami hal tersebut. Istilah duck syndrome ini pertama kali muncul di Stanford University, Amerika Serikat, yang digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang tampak tenang, meskipun sebenrnya mengalami gangguan kecemasan.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*