JAKARTA, KalderaNews.com – Penulisan “di” terkadang membuat bingung, karena ada yang dipisah, ada pula yang disambung. Hanya terdiri dari dua huruf, tetapi kerap membuat bingung.
Nah, begini cara membedakan imbuhan “di” yang disambung dan dipisah.
Dalam bahasa Indonesia, penulisan “di” bisa disambung atau dipisah. Imbuhan “di” memiliki dua fungsi.
BACA JUGA:
- Cek di Sini, 50 Kata Baku dan Tidak Baku yang Sering Salah Tulis
- Menteri Nadiem Menolak Bahasa Melayu Jadi Bahasa Resmi ASEAN, Ini Alasannya
- Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Terbesar di Asia Tenggara, Persebarannya Mencakup 47 Negara di Seluruh Dunia
Pertama, sebagai imbuhan atau afiks, penulisan “di-“ ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Biasanya, afiks “di-“ mencerminkan pembentukan kata kerja (verba).
Contohnya:
- Daging itu dimasak oleh ibu.
- Dinda disuruh Paman menghadiri pameran nanti malam.
- Daerah itu dilanda kekeringan.
Catatan, di- sebagai imbuhan awal disebut juga sebagai afiks yang menunjukkan bentuk pasif dari verba aktif.
- dimasak → memasak
- disuruh → menyuruh
- dilanda → melanda
Kedua, di tergolong ke dalam salah satu jenis kata tugas, yakni preposisi atau kata depan, tepatnya preposisi tunggal yang hanya terdiri atas satu kata bersama ke, dari, dan pada.
Di sini, penulisan di sebagai kata depan yang berfungsi untuk menyatakan keterangan tempat harus dipisah.
- Badu menyimpan bukunya di atas lemari.
- Tina kehilangan ponselnya di pasar.
- Keluarganya memilih untuk menetap di Jakarta sejak kejadian itu.
Ciri lainnya, penulisan di sebagai kata depan dapat diganti dengan ke atau dari yang juga menunjukkan tempat dan biasanya tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif.
Leave a Reply