
BANDUNG, KalderaNews.com – Hingga saat ini pemenuhan energi listrik masih sangat bergantung pada kabel tembaga, terutama apabila ingin mengirimkan energi listrik dari sumbernya.
Namun, pemakaian kabel tembaga sebagai penghantar energi listrik memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya jarak penggunaan perangkat saat terhubung ke catu daya yang terbatas hanya sepanjang kabel, terdapat berbagai jenis socket yang berbeda untuk jenis perangkat yang berbeda, kabel yang dapat mengganggu kenyamanan serta instalasi yang kurang rapi.
Profesor Naoki Shinohara dari Research Institute for Sustainable Humanosphere, Kyoto University, Jepang, menjelaskan penggunaan teknologi tanpa kabel (wireless) untuk energi listrik.
BACA JUGA:
- Terimakasih PLN: Ini Kicauan Baper dan Kocak Penuh Makna Para Netizen
- Cara, Syarat dan Biaya Tambah Daya Listrik PLN
- Cara Balik Nama Pelanggan (ID) PLN dari Pemilik Lama
Ia menjelaskan transfer energi listrik tanpa kabel adalah proses transmisi energi listrik dari satu tempat ke tempat lain melalui media udara tanpa menggunakan kabel.
Transfer energi listrik tanpa kabel memiliki prinsip yang hampir sama dengan komunikasi tanpa kabel, yaitu memanfaatkan dua buah antena dimana salah satu antena berperan sebagai pengirim (transmitter) dan antena lain sebagai penerima (receiver).
Perbedaannya, pada komunikasi tanpa kabel, yang dimanfaatkan adalah data yang ditumpangkan pada gelombang pembawa, sedangkan pada transfer energi listrik tanpa kabel, yang dimanfaatkan adalah besarnya kekuatan gelombang pembawa.
Shinohara menjelaskan terkait tujuan dari penelitiannya yaitu menjelaskan tentang prinsip kerja transfer energi listrik tanpa kabel (wireless transfer energy) berbasis teknik resonansi induktif medan elektromagnetik dengan beban listrik DC.
”Manfaat dari penelitian ini yaitu mengetahui prinsip kerja dari rangkaian pemancar (transmitter) dan rangkaian penerima (receiver) pada rancang bangun transfer energi listrik tanpa kabel (wireless transfer energy) berbasis teknik radiasi jarak jauh medan elektromagnetik dengan beban listrik DC,” jelas Shinohara.
Salah satu fokus penelitian Shinohara untuk waktu yang akan datang adalah melakukan melakukan transfer energi listrik dari angkasa ke bumi. Prinsipnya, transmitter yang berupa satellite terhubung ke solar panel mengorbit di angkasa untuk mendapatkan energi dari matahari, kemudian energi tersebut dikirimkan ke bumi menggunakan gelombang microwave dan diteruskan ke beban sebagai sumber catu daya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply