“Namun bahasa (Indonesia) itu sendiri memiliki “keanehan dan keunikannya sendiri,” kata Aletheiani kepada Yale News.
Aletheiani mengatakan bahwa dia melihat banyak mahasiswa Yale di kelasnya yang melanjutkan mengambil mata kuliah bahasa Indonesia melewati batas kuota minimum. Bagi banyak orang, ini berarti mengambil kelas lanjutan dan melaksanakan proyek khusus dalam bahasa Indonesia.
Menurut Aletheiani, rahasia untuk terus meningkatkan minat mahasiswa terungkap dalam struktur kurikulum. Dalam silabus seminarnya sendiri, Aletheiani menggunakan teks dan tugas/latihan yang secara unik mempromosikan pemahaman budaya serta konteks sosial ekonomi Indonesia. Karena sebagian besar yang belajar bahasa Indonesia di Yale bukan penduduk asli Indonesia, Aletheiani percaya bahwa penting untuk memprioritaskan perolehan pemahaman tentang adat istiadat dan sejarah negara daripada hanya aturan dan struktur tata bahasa yang sederhana.
Salah satu mahasiswa, Emma Seitz mengatakan kepada Yale News bahwa dia mengambil bahasa Indonesia setelah dia kecewa dengan pendidikan bahasa Spanyol yang dia terima di sekolah menengah dan atas.
Leave a Reply