
CHICAGO, KalderaNews.com – Duta Besar RI untuk AS, Mahendra Siregar dalam acara Executive Briefing dengan kalangan pengusaha di Chicago pada 11 Juli 2019 lalu mendorong pengusaha AS untuk mengisi peluang bisnis yang ditawarkan oleh pemda di Indonesia.
Executive Briefing ini diselenggarakan oleh KJRI Chicago bekerjasama dengan the International Trade Association of Greater Chicago (ITA/GC), salah satu asosiasi terbesar pelaku usaha di Chicago dan sekitarnya.
Acara dihadiri oleh Konsul Jenderal RI Chicago Rosmalawati Chalid, pengusaha AS dari berbagai sektor, antara lain seperti energi, jasa keuangan, IT, manufaktur, pariwisata termasuk pelaku bisnis dan perbankan Indonesia, BNI dan BRI kantor cabang New York yang akan berpartisipasi pada Remarkable Indonesia Fair (RIF) 2019.
BACA JUGA:
- Indonesia-Kamboja Gagas “Engine of Growth” di ASEAN
- KBRI Singapura Genjot Investasi dengan Indonesia Investment Day (IID) Ke-2
- Indonesia Buka-Bukaan Soal Persepsi Negatif Sawit dan Gambut di Norwegia
- Indofood Coba Genjot Market di Amerika Lewat Pameran NRA 2019
- 5 Temuan Perilaku Unik Masyarakat Saat Ramadhan
- IFC and West Java join forces to ensure sustainable infrastructure growth
- Bagi Mahasiswa, Inilah Cara Cerdas Menghemat Uang Bulanan
RIF 2019 merupakan ajang promosi TTI Indonesia terbesar di Chicago yang diselenggarakan oleh KJRI Chicago bekerjasama dengan ITPC (Indonesian Trade Promotion Center ) Chicago dan IDN (Indonesia Diaspora Network) USA dan akan berlangsung pada tanggal 13 Juli 2019.
“Peluang untuk merealisasikan proyek atau bisnis yang ditawarkan pemda lebih besar karena umumnya mereka telah menyediakan skema untuk pembiayaannya. Proyek-proyek yang dapat diisi oleh pengusaha AS antara lain adalah di sektor lingkungan hidup dan pengembangan kawasan wisata,” tegas Dubes Mahendra.
Kedua sektor tersebut disampaikannya setelah melihat terdapat keinginan besar dari sejumlah pengusaha yang hadir untuk menawarkan teknologi yang dimilikinya kepada Indonesia.
“Saat ini pemerintah tengah memfokuskan pembangunan di 4 daerah tujuan wisata, yakni Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Sumatra Utara dan Papua, dimana pemerintah akan mengembangkan proyek-proyek infrastrukutur untuk mempercepat pembangunannya sebagai kawasan wisata andalan.”
Mengenai perkembangan politik dan ekonomi di dalam negeri disampaikan bahwa setelah pemilu bulan April 2019, Indonesia dapat menyatakan diri sebagai the largest presidential democracy in the world, dengan jumlah pemilih sebesar 81% dari 190 juta registered voters, dimana 40% merupakan pemilih berusia muda.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini juga sangat meyakinkan, yaitu sebesar 5,2%, dengan tingkat inflasi 3%, serta berhasil menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 6%.

Saat ini pembangunan diprioritaskan di tiga sektor, yaitu infrastruktur, pendidikan dan kesehatan dengan tantangan utama human capital condition, peningkatan daya saing Indonesia dan pembangunan infrastuktur di luar Jawa”.
Dalam pertemuan tersebut Duta Besar Mahendra Siregar juga menyampaikan mengenai dinamika hubungan bilateral RI-AS yang pada tahun 2019 mencapai 70 tahun. Menurutnya dukungan AS sangat berperan penting terhadap pengakuan kedaulatan Indonesia di awal kemerdekaan oleh negara-negara sekutunya di Eropa. Di sektor perdagangan, dijelaskannya bahwa Indonesia berupaya untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara dengan meningkatkan ekspor ke AS, dan sekaligus meningkatkan impor dari AS.
“Saat ini kedua negara sedang dalam proses perundingan mengenai status GSP Indonesia dan saya optimis akan tercapai kesepakatan dalam waktu dekat. Untuk itu Indonesia akan melakukan review terhadap beberapa elemen dalam kebijakan perdagangan dan investasi agar neraca perdagangan kedua negara berjalan seimbang,” kata Duta Besar Mahendra Siregar.
Hubungan Indonesia-AS, yang secara resmi dibuka pada tanggal 28 Desember 1949, khususnya dengan kawasan Midwest yang menjadi wilayah kerja Konsulat Jenderal RI berjalan sangat dinamis di berbagai sektor. Bahkan sebuah perusahaan dari Midwest asal Ohio, Good Year, telah melakukan investasi pada tahun 1917 jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada tahun 2018 nilai total perdagangan Indonesia-Midwest mencapai USD 4,7 milyar dan investasi sebesar USD 497,5 juta oleh 42 perusahaan asal Midwest. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply