Roby Handoyo: “Si Minion” Gitar dengan Segudang Prestasi

Roby Handoyo tampil di pameran foto arsitektur "Built Environment: An Alternative Guide to Japan", Lobi Gedung Perkantoran Sentral Senayan I, Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta, Jumat, 25 Mei 2018
Roby Handoyo tampil di pameran foto arsitektur "Built Environment: An Alternative Guide to Japan", Lobi Gedung Perkantoran Sentral Senayan I, Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta, Jumat, 25 Mei 2018 (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Alunan gitar klasik dari jemari sosok “minion” mengalun dari sudut Lobi Gedung Perkantoran Sentral Senayan I, Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta, Jumat, 25 Mei 2018.

Jemari Roby Handoyo terlihat piawai memainkan solo gitar klasik mulai karya Agustin Barrios “Choro de Saudade” dan “Julia Flrorida”, Jubing Kristianto “Amelia”, Bakti Setyaji “al-Khalifi”, Leo Brouwer “Un Dia de Novembre” dan Edin Solis “Pasaje Abierto”.

Sore itu ia tampil apik di acara pembukaan pameran foto arsitektur “Built Environment: An Alternative Guide to Japan”. Tak banyak yang tahu tentang sosok ini, kecuali mungkin panitia.

BACA JUGA:

Pemuda kelahiran Purworejo, 25 November 1993 ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Pada KalderaNews ia mengaku belajar gitar klasik pertama kali pada umur 18 Tahun dengan Andrea Bangun Tri Sujanto dan Ageng Tri Cahya.

“Dari dulu (saya) suka main musik gitar. Akhirnya setelah SMA memutuskan untuk kuliah musik dengan mengambil instrumen mayor gitar klasik dengan tujuan memperdalam pengetahuan musik dan permainan gitar,” terangnya.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*