
JAKARTA, KalderaNews.com – Alunan gitar klasik dari jemari sosok “minion” mengalun dari sudut Lobi Gedung Perkantoran Sentral Senayan I, Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta, Jumat, 25 Mei 2018.
Jemari Roby Handoyo terlihat piawai memainkan solo gitar klasik mulai karya Agustin Barrios “Choro de Saudade” dan “Julia Flrorida”, Jubing Kristianto “Amelia”, Bakti Setyaji “al-Khalifi”, Leo Brouwer “Un Dia de Novembre” dan Edin Solis “Pasaje Abierto”.
Sore itu ia tampil apik di acara pembukaan pameran foto arsitektur “Built Environment: An Alternative Guide to Japan”. Tak banyak yang tahu tentang sosok ini, kecuali mungkin panitia.
BACA JUGA:
- Musim Kemarau Tahun Ini Cenderung Basah, Cek Potensi Kekeringan di 30% Wilayah ZOM Ini
- Imbas Pandemi Covid-19, Begini Kata Peneliti Sosial LIPI
- Saintis Cantik Ini Kembangkan Alat Tes COVID-19 Praktis, Semudah Tes Kehamilan
- Kepuasan dan Kepercayaan Customer Jadi Kunci Kesuksesan Bisnis di Masa Transisi
- Teknologi dan Inovasi Keuangan: Evolusi Bisnis Perbankan
Pemuda kelahiran Purworejo, 25 November 1993 ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Pada KalderaNews ia mengaku belajar gitar klasik pertama kali pada umur 18 Tahun dengan Andrea Bangun Tri Sujanto dan Ageng Tri Cahya.
“Dari dulu (saya) suka main musik gitar. Akhirnya setelah SMA memutuskan untuk kuliah musik dengan mengambil instrumen mayor gitar klasik dengan tujuan memperdalam pengetahuan musik dan permainan gitar,” terangnya.
Ia pun belajar di UNY di bawah bimbingan Herwin Yogo Wicaksono, Ayu Niza Machfauzia, Hana Sri Mudjilah, Bakti Setiaji, Danar Gayuh Utama, Birul Walidaini dan Mardian Bagus Prakosa. Master Class dengan Pablo Gonzalez (Spanyol) dan Augustin Pesnon (Perancis). Pemuda yang akrab disapa Roby ini juga menjadi anggota dari Nocturnal Guitar Quartet, selain juga aktif berkegiatan dengan Inilah Ensemble Gitar dan Jogja Guitar Society. Penasaran kan dengan prestasi si Minion ini. Berikut ini torehan prestasi-pretasinya di kancah nasional dan internasional yang bikin decak kagum.
Di kancah nasional ia menjadi Finalis Valerio Guitar Competition 2014 dan 2015, Finalis Kompetisi Gitar Klasik Nasional 2015 Jakarta, Juara 3 Kategori Open UNY Classical Guitar Festival 2014, Juara 2 Kategori Open Surabaya Classical Guitar Competition 2015 dan Juara 1 Kategori Open Kompetisi Gitar Klasik Nasional 2017 Jakarta
Sementara itu, di kancah internasional sukses menjadi Finalis Valerio International Guitar Festival 2016, 2nd prize on solo guitar category, Concorso Musicale Citta di Filadelfia,Calabria, Italy 2016, 1st prize on chamber music category with Nocturnal Guitar Quartet, Concorso Musicale Citta di Filadelfia, Calabria, Italy, 2016, 3rd prize on open solo category, Valerio International Guitar Festival 2017, 3rd prize on ensemble category with Nocturnal Guitar Quartet, Valerio International Guitar Festival 2017, 2nd prize on open solo category, Tarrega Malaysia International Guitar Festival 2017 dan Champion (1st prize) on ensemble category, Tarrega Malaysia International Guitar Festival 2017.
“Sekarang sibuk latihan bersama Indonesia Classical Guitar Collective untuk persiapan mengikuti ’30th Japan International Ensemble Guitar Festival’ di Jepang bulan Juni. Selain itu, (saya) juga sedang mempersiapan mengikuti kompetisi solo gitar Valerio International Guitar Festival 2018 di Yogyakarta pada Agustus mendatang dan Claxica International Guitar Festival 2018 di Bologna, Italia, September mendatang.”
Sebelumnya, pemuda yang sehari-hari bermusik di Kota Gudeg Yogyakarta ini juga mengikuti Indonesia Guitar Collective bekerjasama dalam Konser Road to Japan dengan Japan Foundation. Konsernya di Gedung Japan Foundation. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply