YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Seorang pemain saxophone terlihat berupaya membangkitkan rajah atau guratan serupa ular-ular yang tergores di beberapa kanvas dalam Pameran Pamit Pensiun Dr Hajar Pamadhi MA (Hons) “Rajah Mata Kala Cakra” di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) baru-baru ini.
Suara merdunya yang kadang-kadang terdengar melengking menggoda setiap ular yang bersembunyi di balik lukisan bergegas keluar. Andri Triyanto, pemain saxophone itu, menjadi penggoda ular untuk bangun dan menari mengikuti alunan musiknya.
BACA JUGA:
- Denyut Remarkable Indonesia Fair (RIF) 2019 di Amerika
- Tari Kontemporer di ASEAN Harus Tetap Berpijak pada Kekuatan Budaya
- Seni Membatik di Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2019
- Makanan Indonesia Curi Perhatian di Gastronomi dan Bazar Amal di Ekuador
- Apa Sih Sebenarnya Arti Lorem Ipsum Itu? Ternyata Asli Bikin Meleleh Lho
- Saat Tari Topeng Indonesia-Ekuador Dikolaborasikan, Seperti Inilah Hasilnya
“Ada bahasa lain yang tidak dibahasakan dalam seni rupa, tetapi ditangkap dalam musik. Kolaborasi itu penting. Lukisan memiliki estetikanya sendiri, musik memiliki estetikanya sendiri. Saat digabungkan semakin indah, semakin berwarna, dan semakin melengkapi sehingga hidup semakin asyik,” tegasnya saat berbicara dengan KalderaNews memaknai apresiasinya melalui nada atas lukisan-lukisan Hajar Pamadhi.
“Ini adalah pameran kakak saya. Kemarin main flute, sekarang saxophone,” akunya.
Leave a Reply