Selain memanfaatkan gawai, Najwa berpendapat, akses untuk memperoleh bahan bacaan juga harus tersedia di seluruh pelosok Nusantara. Ia berharap, pemerintah daerah dapat mengalokasikan dana desa untuk penyediaan fasilitas pengembangan literasi.
Ia juga mengingatkan agar kaum milenial juga perlu diberikan kepercayaan diri untuk menulis dan meyakini bahwa menulis itu penting.
“Untuk bisa menulis yang bagus itu, perlu banyak membaca, dan seorang penulis yang baik dan pembaca yang tekun itu adalah investasi terbesar dalam kehidupan,” kata Najwa.
“Pesan saya selalu satu, cuma perlu 1 buku untuk jatuh cinta pada membaca, cari buku itu. Bangsa yang cinta membaca adalah bangsa yang tingkat literasinya tinggi. Bangsa itu yang akan menjadi bangsa penemu, bangsa yang akan dipenuhi generasi yang punya daya inovasi yang tinggi. Kita tidak akan jadi bangsa kelas teri. Kita akan dipenuhi kemampuan untuk bertoleransi dan tidak akan gampang diprovokasi,” kata Najwa.
BACA JUGA:
- Catat, Besok Pengumuman Jalur Sekolah Vokasi UGM, 27 Juli 2019
- Jangan Lupa, Pengumuman Seleksi Mandiri UTUL UGM Bisa Dicek Besok, 23 Juli 2019
- Mendikbud Puji Sistem Pendidikan dan Dedikasi Sekolah Kristen IPEKA Grand Wisata
- Keluarga, Sekolah Pertama dan Utama
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy juga mengakui bahwa literasi menjadi salah satu tolok ukur kemajuan bangsa. Sudah menjadi kesepakatan organisasi internasional bahwa salah satu alat untuk menentukan tingkat kemajuan berbangsa adalah dengan literasi. Namun, tingkat literasi Indonesia masih terbilang rendah.
Leave a Reply