Di sana banyak muncul ulama dan pemikir Islam. Sayangnya, karya-karya mereka belum banyak diketahui oleh para pemikir dunia Arab. Selain itu, negara-negara tersebut juga membutuhkan para ulama dan dai dari al-Azhar yang menguasai tradisi dan budaya setempat” ungkap Duta Besar berdarah Minang ini.
“Saya juga mengucapkan terima aksih kepada Al-Azhar yang telah menerima Bahasa Indonesia sebagai Bahasa kedua di Fakultas Bahasa dan Terjemah Al-Azhar,” ucap Duta Besar yang hobi diving ini.
Di sisi lain, Rektor Universitas Al-Azhar menyampaikan bahwa pengajaran bahasa Indonesia sebagai Bahasa kedua adalah langkah awal dalam mempersiapkan pembukaan Prodi Indonesia di kampus Al-Azhar,” kata Rektor yang sebelumnya menjabat Dekan Fakultas Bahasa Arab ini.
Wakil Rektor Universitas Al-Azhar menegaskan semoga pada masa persiapan ini pihaknya dapat mempersiapkan kader calon dosen yang akan mengajar di prodi ini.
“Selain itu, kami berharap agar para mahasiswa yang saat ini memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua diberikan kesempatan untuk kuliah di Indonesia selama 2 tahun, sehingga ia dapat menguasai bahasa Indonesia dari sumbernya,” ungkap Wakil Rektor Guru Besar Bahasa Urdu tersebut.
Leave a Reply