Pesantren Hijau Kini Hadir di Pesantren Al-Manar Azhari Depok

Workshop Pesantren Hijau di Pesantren Al-Manar Azhari Depok, 5-6 Maret 2020 bersama santri SMP dan ustadz-ustadzah pendamping
Workshop Pesantren Hijau di Pesantren Al-Manar Azhari Depok, 5-6 Maret 2020 bersama santri SMP dan ustadz-ustadzah pendamping (KalderaNews/LPBI NU)
Sharing for Empowerment

DEPOK, KalderaNews.com – Setelah sebelumnya program Pesantren Hijau dilakukan di Pesantren Daarul Quran di Tangerang, kali ini program yang sama dilakukan di Pesantren Al-Manar Azhari Depok di Jawa Barat.

Program yang diiniasi Lembaga Penanggulangan dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) dan Alumni Grant Scheme (AGS) Australia ini menyasar pesantren karena institusi ini sangat efektif sebagai perubahan sosial dalam melakukan sosialisasi mitigasi bencana melalui kesadaran lingkungan salah satunya dengan Program Pesantren Hijau.

Ada lima indikator Pesantren Hijau yang digalakkan, yakni menyediakan media kampanye ramah lingkungan, pengelolaan sampah berbasis Bank Sampah Nusantara (BSN), komposting dan 3R, pengelolaan sampah plastik melalui Ecobrick, ruang terbuka hijau untuk kebun organik, dan pengelolaan limbah air pesantren.

BACA JUGA:

Workshop Pesantren Hijau di Pesantren Al-Manar Azhari Depok dilakukan pada 5-6 Maret 2020 bersama santri SMP dan ustadz-ustadzah pendamping.

Ketua Yayasan Pesantren Al-Manar Azhari, Maky Manar menekankan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan yang hal tersebut akan berdampak bagi kesehatan manusia. Karena itu, ia sangat menyambut baik kegiatan ini dan berharap akan mengubah pola hidup santri yang lebih ramah lingkungan.

Sementara itu, Ketua LPBI NU, Ali Yusuf menegaskan nama Pesantren Hijau tidak hanya karena mengambil warna lambang NU, tetapi hijau merupakan simbol keserasian, keseimbangan dalam kehidupan.

Ali menambahkan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan tidak hanya mengembangkan pengetahuan dan intelektualitas, tetapi juga sebagai tempat pembangunan karakter para santri.

Melalui Pesantren Hijau para santri diharapkan memiliki karakter yang kuat terhadap kepedulian lingkungan. Pesantren memiliki modal sosial yang tinggi dalam mengembangkan program lingkungan, apalagi NU yang memiliki ribuan jumlah pesantren di seluruh Indonesia.

“Semoga dari Pesantren Hijau ini lahir Greta Thunberg Indonesia, anak-anak muda yang mampu menyuarakan kondisi lingkungannya,” tutup Ali.

Sementara itu, Henry Pirade, hadir mewakili Kedutaan Australia menjelaskan dukungan Australia kepada program Pesantren Hijau. Ia menegaskan Australia mendukung program ini melalui program alumni yang diajukannya di Alumni Grand Scheme (AGS).

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*