JAKARTA, KalderaNews.com — Universitas ini didirikan pada 1794, awalnya ditujukan sebagai alternatif dari pendidikan tinggi konvensional di Prancis. Idenya adalah untuk mendirikan sekolah yang dipenuhi dengan semangat Pencerahan.
ENS dibagi menjadi dua departemen utama: sains dan humaniora. Di antara alumninya adalah pemenang Nobel tahun 1927, filsuf Henri Bergson dan Jean Paul Sartre, filsuf yang mengembalikan hadiah Nobel-nya pada tahun 1964.
Salah satu keunikan sekolah ini adalah jumlah mahasiswanya yang superminim. Setiap tahun, mereka hanya merekrut sekitar 200 mahasiswa.
BACA JUGA:
- Deadline Beasiswa YBM BRI Khusus untuk Mahasiswa S1 Muslim 26 April 2020
- Ada 10.000 Beasiswa untuk Pelajar/Mahasiswa dari Indosat, Mau?
- Beasiswa Parsial S1 dan S2 University of East Anglia di Inggris Tutup 14 Juni 2020
- Beasiswa Santri Berprestasi 2020, Pendaftaran Sampai 30 April 2020
- Beasiswa IMD 2020 dari Kemenag, Tutup 31 Mei 2020
- Beasiswa S1 Cargill Buat Mahasiswa Aktif di 10 Universitas Ini Tutup 5 Mei 2020
- Deadline Beasiswa untuk Mahasiswa Aktif di 30 PTN dari KSE Tutup 25 April 2020
- Beasiswa Buat Mahasiswa S1 di 29 Universitas Ini Tutup 20 April 2019
Mahasiswa inti, yang disebut normaliens, diseleksi melalui ujian kompetitif yang disebut concours (sarjana muda + 2 tahun) setelah kelas persiapan.
Dari 200 yang diterima, setengahnya masuk ke departemen sains dan setengahnya lagi ke departemen humaniora. Mereka menerima gaji bulanan (sekitar € 1.350 / bulan pada 2018). Sebagai imbalannya, mereka menandatangani kontrak sepuluh tahun untuk bekerja bagi negara.
Meskipun jarang diterapkan dalam praktiknya, klausul eksklusivitas ini dapat ditebus (seringkali oleh perusahaan perekrutan yang membajak lulusannya).
Leave a Reply