Inilah 8 Buku yang Berkisah Tentang Kartini, Pramoedya Pun Menulis

Sharing for Empowerment

Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran (1922)

(foto.Ist.)

Sesudah belasan tahun hanya dapat dinikmati mereka yang mengerti bahasa Belanda, penerbit Balai Pustaka akhirnya menerbitkan Door Duisternis tot Licht ke dalam bahasa Melayu. Surat pena berbahasa Belanda tersebut diterjemahkan Armijn Pane, sastrawan pelopor Pujangga Baru. Buku ini kemudian diberi tajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran”. Buku ini pun dialihbahasakan ke dalam bahasa Jawa, Sunda, serta Inggris.

Habis Gelap Terbitlah Terang (1938)
Rupanya Armijn Pane tertarik dengan sosok Kartini. Ia pun menuliskan lagi surat-surat Kartini dalam bentuk buku. Ia menyajikan agak berbeda. Armijn Pane membagi kumpulan surat ke dalam lima bab, yang menurutnya menunjukkan tahapan perubahan sikap dan pemikiran Kartini.

Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya (1979)

(foto.Ist.)

Agar dapat menguasai bahasa Belanda dengan baik, dosen pembimbing studi sastra di Universitas Leiden meminta mahasiswanya Sulastin Sutrisno menerjemahkan buku asli kumpulan surat Kartini. Terjemahan ini kemudian dibukukan dengan judul “Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.”




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*