Agar Tak Jadi Korban Fesyen Dadakan, Milenialis Wajib Tahu Asal Mula Tradisi Berkebaya di Hari Kartini

Potret Kartini oleh @NOBODYCORP (New Mandala)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Jika kamu mengira kebaya adalah busana wajib perempuan di Hari Kartini dan tak afdol merayakan hari itu tanpa parade fesyen kebaya, ada baiknya mengetahui asal mula tradisi itu. Dengan memahaminya, kamu boleh memutuskan masih ikut merayakan Kartini dengan tradisi rekayasa sebuah rezim, atau dengan cara lain menurut pilihan kamu sendiri.

Untuk itu ada baiknya menyimak ulasan Kathryn Robinson, profesor emeritus pada Australian National University’s School of Culture, History & Language, yang banyak membuat penelitian tentang Indonesia.

BACA JUGA:

Menurut dia, dalam tulisannya, Kartini and ‘Kartini’ (dapat dibaca di tautan ini: https://www.newmandala.org/kartini-and-kartini/) tradisi berkebaya di Hari Kartini baru muncul di era Orde Baru. Itu seiring dengan citra Kartini yang dipotret sebagai ‘ibu’ dan istri pendukung suami.

Sebelum Orde Baru, kepahlawanan Kartini bukan terutama peran domestik perempuan, seperti memasak dan membesarkan anak. Kepahlawanan Kartini adalah karena perjuangannya melawan penjajahan dan membangkitkan rasa nasionalisme. Itu dilakukan lewat dunia pendidikan.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*