JAKARTA, KalderaNews.com — Kematian Dokter Michael Robert Marampe menambah lagi kisah melodramatis yang diakibatkan wabah pandemi Covid 19 di Indonesia. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) tahun 2009 ini, sedianya melangsungkan pernikahan pada 11 April 2020, namun ditunda menjadi 12 September 2020,
Pada 10-18 April ia dirawat di Rumah Sakit Persahabatan dan sempat pulang ke rumah. Namun ia kembali dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, dan mengembuskan nafas terakhir pada hari Sabtu, 25 April 2020 pukul 22:00.
Pria 28 tahun ini menjadi satu dari sedikitnya 40 tenaga medis yang wafat karena terdampak penularan virus corona atau Covid-19.
Menurut Humas Ikatan Dokter Indonesia, Halik Malik, sehari-hari Dokter Michael praktik di Bekasi. Ketika ia dirawat pertama kali di RS Persahabatan statusnya PDP.
BACA JUGA:
- Universitas Nurul Jadid, Kampus Pesantren Pertama Berstandar ISO 21001
- Demi Ringankan Beban Ekonomi Mahasiswa Saat Pandemi Corona, Universitas di Bandung Ini Gratiskan Biaya Kuliah
- Ranking Universitas di Rusia Jeblok, Bukan Berarti Tidak Berkualitas
- EDUTALK: Pandemi Corona, Pelajar Indonesia di Belanda Pulang. Gimana Nasib Kuliahnya?
- Kenapa Kamu Melanjutkan Studi ke Inggris, Inilah Alasannya!
- Indy Hardono: Beasiswa ke Belanda Sangat Terbuka untuk Disabilitas
- Peter van Tuijl: Pelajar Indonesia di Belanda Feels Like Home
“Sudah sempat membaik, pulang ke rumah, kemudian belakangan dikabarkan masuk lagi ke rumah sakit, di Rumah Sakit Polri Kramat Jati,” kata Halik Malik, dikutip dari fajar.co.id.
Dokter Michael sempat membuatkan lagu untuk calon istrinya, Tri Novia Septiani, yang direncanakan akan dinyanyikan pada hari perkawinan mereka yang akhirnya ditunda. Hal ini diketahui dari penuturan Tri Novia, lewat akun Instagramnya miknov.id.
Menurut dia, Michael telah menyiapkan aransemen musik piano untuk lagu berjudul ‘Kau yang Terakhir’ tersebut. “Kamu sudah bikin musik yang sangat indah….., sekarang giliranku untuk take suara…,” tulis Tri Novia, dalam narasi untuk mengenang kekasihnya.
Sebelum meninggal, Michael sempat membuat video singkat menjelaskan kondisinya. Dalam video itu, Michael mengatakan rasa bangganya telah menjadi dokter yang bisa maju di garda terdepan melawan Covid-19.
“Halo teman-teman semua. Selamat pagi, selamat beraktivitas. Saya dokter Michael Robert Marampe. Hari ini adalah hari ke delapan saya dirawat. Saya menjadi salah satu korban dari Covid-19,” tutur dia, lewat akun @mikemarampe, pada 17 April 2020. Video itu sempat tersebar luas di media sosial.
“Buat saya, menjadi dokter adalah suatu kebanggaan tersendiri. Tetap bisa melayani pasien, bisa membantu banyak orang, dan tidak ada penyesalan sedikit pun. Buat teman-teman semua di garda terdepan, tetap semangat dan wajib menggunakan APD yang lengkap. Selalu semangat teman-teman semua dan Tuhan Yesus memberkati,” kata dia.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply