3 Pesan Paus Fransiskus kepada Pelajar Menghadapi COVID-19

Paus Fransiskus berpesan kepada siswa agar menghadapi krisis COVID-19 bersama-sama dan tidak sendirian (CNA)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com — Berbicara kepada para kaum muda, orang tua, dan guru secara daring pada hari Jumat, 5 Juni, Paus Fransiskus berpesan tiga hal kepada pelajar Katolik di seluruh dunia. Ia mengatakan bahwa komunitas adalah kunci mengatasi rasa takut di masa krisis dan menekankan pentingnya pendidikan untuk mendengar. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa kebersyukuran, kebermaknaan, dan keindahan, adalah tempat kemanusiaan bergantung di masa depan.

1.Hadapi Krisis Bersama-sama.

“Krisis, jika tidak didampingi dengan baik, akan berbahaya, karena seseorang dapat menjadi bingung. Dan saran dari orang bijak, bahkan untuk krisis pribadi, perkawinan, dan krisis sosial yang kecil sekalipun: ‘jangan pernah masuk ke krisis sendirian, pergilah bersama,’ ” kata Paus, dikutip dari angelusnews.com, pada 6 Juni 2020.

Dalam suatu krisis, Paus berkata, “kita diserang oleh rasa takut, kita menutup diri sebagai individu, atau kita mulai mengulangi apa yang nyaman bagi sedikit orang, mengosongkan diri dari makna, menutupi panggilan kita sendiri, kehilangan keindahan kita. Inilah yang terjadi ketika seseorang mengalami krisis sendirian, ” lanjut Paus.

BACA JUGA:

Paus mengatakan hal itu di hadapan orang-orang muda, guru dan orang tua yang tergabung dalam Scholas Occurentes Foundation, sebuah organisasi internasional yang melakukan inisiatif-inisiatif di bidang teknologi, artistik dan atletik untuk orang-orang muda di seluruh dunia.

2. Pendidikan itu Mendengarkan.

Paus Fransiskus pada kesempatan tersebut berbicara tentang kekuatan pendidikan.

“Pendidikan itu mendengarkan, jika tidak mendengarkan, dia tidak mendidik. Pendidikan menciptakan budaya, jika tidak, dia tidak mendidik. Pendidikan mengajarkan kita untuk merayakan, jika tidak, dia tidak mendidik.”

“Seseorang dapat bertanya kepada saya: ‘Tapi, bukankah pendidikan itu bertujuan untuk mengetahui segala sesuatu?’ Tidak. Itulah pengetahuan itu. Tetapi mendidik berarti mendengarkan, menciptakan budaya, merayakannya,” kata Paus Fransiskus.

“Oleh karena itu, dalam krisis baru yang dihadapi umat manusia saat ini, di mana budaya telah terbukti kehilangan vitalitasnya, saya ingin merayakan bahwa Scholas, sebagai komunitas yang mendidik, sebagai intuisi yang tumbuh, membuka pintu Universitas Akal (University of the Sense). Karena mendidik berarti mencari makna sesuatu. Ia mengajarkan untuk mencari makna dari segala sesuatu, ”tambah Paus.

3. Kebersyukuran, Kebermaknaan dan Keindahan.

Paus menekankan tentang kebersyukuran, kebermaknaan dan keindahan.

“Tiga hal ini mungkin tampak tidak berguna,” katanya, “terutama saat ini. Siapa yang mau memulai bisnis mencari kebersyukuran, kebermaknaan, dan keindahan? Itu tidak produktif, tidak menghasilkan sesuatu. Namun, pada hal-hal yang tampaknya tidak berguna ini, seluruh kemanusiaan menggantungkan diri di masa depan.”

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*