
JAKARTA, KalderaNews.com – Sebagian besar mahasiswa mengatakan pembelajaran daring merupakan pengalaman baru, pembelajaran lebih rileks, serta bisa bersantai selama belajar. Tetapi, sebagian besar mahasiswa juga mengeluhkan koneksi internet dan beban tugas yang lebih berat dibandingkan biasanya.
BACA JUGA:
- Begini Cara Cek Kampus Swasta (PTS) yang Terima KIP Kuliah
- Buruan, Pendaftaran KIP Kuliah ke Kampus Swasta (PTS) Telah Dibuka di Sini
- Mahasiswa Vokasi Akan Diberi Rp 800 Ribu Untuk Uji Kompetensi
- Kabar Baik, Pemerintah Beri Bantuan UKT Mahasiswa di Universitas Swasta, Ini Syaratnya
- Kamu Kesulitan Bayar Kuliah Karena Covid-19? Ini Cara Ajukan Keringanan UKT
- Masih Belajar di Rumah? Yuk Ikuti 5 Tip Ini Agar Tetap Produktif
- Anak Kecil Tidak Bisa Dipaksa, Ini Program Unggulan TKK PENABUR Jakarta
- Oeripto Widjaja: Pada Tahun 60-an PENABUR Kekurangan Segala-galanya
Dari survei Kemendikbud pada akhir Maret, 98 persen mahasiswa sudah melakukan pembelajaran daring. Peralatan belajar yang digunakan mahasiswa terutama menggunakan smartphone.
Sementara, moda pembelajaran sebagian besar menggunakan aplikasi Zoom atau Google Classroom. Sebagian besar mahasiswa juga menyatakan siap menghadapi pembelajaran daring, tetapi terkendala koneksi internet yang kurang memadai.
Terkait kualitas perkuliahan secara daring, 46 persen mahasiswa mengatakan bagus, 14 persen berkata sangat bagus, dan 15 persen menilai kurang bagus. Koneksi internet memang masih menjadi kendala selama pemberlakukan belajar secara daring. Terbukti, 60 persen mehasiswa mengatakan bermasalah dengan koneksi internet yang buruk, bahkan sangat buruk.
Sementara, jika dihadapkan dengan pilihan antara kuliah secara daring atau luring, sekira 90 persen mahasiswa mengatakan memilih pembelajaran secara luring daripada daring. Sisanya memilih belajar secara daring lantaran lebih siap dengan sarana teknologi komnunikasi.
Demikian dikatakan Plt Direktur Jenderal Dikti Kemendikbud, Nizam, kala rapat kerja bersama Komisi X DPR RI. Nizam juga mengatakan bahwa pengembangan soft skills mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi tantangan.
Maka, Nizam mendorong agar dosen dan mahasiwa melakukan aneka inovasi. Ada banyak inovasi yang bisa dilakukan, terutama untuk menangani dampak pandemi Covid-19. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply