JAKARTA, KalderaNews.com – Daya tarik paling kuat bagi pelajar Indonesia untuk lanjut kuliah di Jerman adalah kata “gratis”. Kuliah di Jerman itu gratis. Namun, apakah benar-benar gratis seperti yang digembar-gemborkan?
Sejak 2014 lalu sebanyak 16 negara bagian di Jerman memang menghapus biaya kuliah untuk program gelar sarjana di semua universitas negeri. Dengan begitu baik mahasiswa program sarjana dari dalam dan luar negeri di universitas-universitas negeri di Jerman bisa kuliah tanpa biaya.
Menariknya, pada musim gugur 2017 negara bagian Baden-Wurttemberg (hingga kini masih satu-satunya) mengubah biaya kuliah ini untuk mahasiswa dari luar Uni Eropa. Di negara bagian ini, mahasiswa non Uni Eropa harus membayar sekitar €3,000 (50 Jutaan) per tahun.
BACA JUGA:
- EO Sekolah Stella Maris: Di Balik Setiap Krisis Selalu Ada Peluang
- Biar Tidak Depresi Saat Kuliah S1 di Jerman, Pastikan Jangan Salah Pilih Universitas
- Sekolah di Jerman Gratis, Tapi…
- Kuliah S1 ke Jerman Tetap Mudah, Meski Kamu Lulus SMA/SMK Tanpa UN
- Begini Cara Cek Kampus Swasta (PTS) yang Terima KIP Kuliah
- Buruan, Pendaftaran KIP Kuliah ke Kampus Swasta (PTS) Telah Dibuka di Sini
“Tidak ada biaya perkuliahan (general tuition fees) di hampir semua perguruan tinggi negeri di Jerman untuk jenjang S1 dan beberapa program S2 (kecuali: Baden-Württemberg memberlakukan uang perkuliahan bagi mahasiswa asing sebesar 1500 Euro per semester mulai semester musim dingin 2017/2018),” tegas DAAD Regional Office Jakarta, Olivia Sopacua di acara Online Seminar Series bertajuk “Persiapan Studi di Jerman untuk Jenjang S1” baru-baru ini.
Ia menambahkan kendati tidak ada biaya perkuliahan, tetapi pada dasarnya ada biaya administrasi (semester contribution) sampai 500 € per semester yang mencakup administrasi, kontribusi badan mahasiswa, sarana olahraga, acara kebudayaan dan semester ticket. Uang ini harus dirogoh dari kocek sendiri.
Kalau dipikir-pikir, 500 € juga tidak sedikit. Belum lagi kalau kuliahnya di universitas swasta, tentu tidak ada yang namanya gratis-gratisan. Biaya perkuliahan (general tuition fees) di universitas swasta tidak gratis alias harus dibayar.
Di luar itu semua, untuk living cost (biaya hidup) di Jerman juga tidak murah. Biaya yang harus dikeluarkan per bulan mencapai 819 Euro yang terdiri atas rent and utilities (323 €), food and drink (168 €), clothing 42 (€) working/learning materials (20 €), travel costs – car and public transport – (94 €), health insurance, medical costs, medicine (€ 80) phone, internet, TV (31 €), leisure, culture, sports (61 €).
Tak mengherankan, bagi yang ingin kuliah ke Jerman biasanya wajib memiliki uang jaminan sebesar 10.236 €/tahun yang harus dibekukan di Deutsch Bank dan jaminan ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan visa study.
Belum lagi bagi lulusan SMA/SMK sederajat yang ingin kuliah S1 juga wajib Sudienkolleg yang biayanya juga tidak murah.
So, karena kuliah ke Jerman yang notabene “gratis”, tapi toh biaya hidup (living cost) tidak murah, tentu perlu menjadi pertimbangan. Dus, jangan gampang tergiur. Kuliah di dalam negeri dengan dana segitu di kampus-kampus yang secara peringkat dunia juga lebih bagus tentu menjadi alternatif yang solutif.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply