Ini Alasan Lengkap NU, Muhammadiyah dan PGRI Ogah Ikut Program POP Kemendikbud

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) resmi menarik diri dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.

Diketahui, Program Organisasi Penggerak (POP) adalah program “Merdeka Belajar” Mendikbud, Nadiem Makariem. Program ini menyediakan dana sebesar Rp595 miliar per tahun bagi organisasi masyarakat yang lolos menjadi fasilitator program ini.

Dana yang digelontorkan terbagi dalam tiga kategori: Gajah, Macan, dan Kijang. Kategori Gajah wajib memiliki target minimal 100 sekolah dan bakal mendapat hibah maksimal Rp20 miliar, kemudian kategori Macan berkisar antara 21 sampai 100 sekolah dengan hibah maksimal Rp5 miliar dan Kategori Kijang 5 hingga 20 sekolah dengan hibah maksimal Rp1 miliar pertahun.

BACA JUGA:

Program ini kontroversial karena hasil seleksi meloloskan dua yayasan yang terafiliasi ke perusahaan-perusahaan besar seperti Tanoto Foundation dan Putera Sampoerna Foundation. Kedua entitas itu bahkan masuk dalam kategori Gajah, yang bisa mendapatkan hibah hingga Rp 20 miliar per tahun.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*