Oleh Eben E. Siadari *
JAKARTA, KalderaNews.com — Kisah-kisah dari India selalu mengagumkan. Antara realitas dan fiksi nyaris tak bisa dibedakan. Tragedi dan keajaiban sealan hanya dipisah oleh ‘serambut dibelah tujuh.’ Yang tidak mungkin ternyata jadi kenyataan. Kisah yang semestinya hanya dalam dongeng ternyata ada di depan mata. Seperti kisah berikut ini.
Tersebutlah Anurag Tiwari, anak seorang petani yang sederhana di desa Sarasan, di Distrik Lakhimpur.
Anak ini tampaknya punya persistensi yang kuat. Memiliki pandangan jauh ke depan. Dan ia mau bekerja keras untuk mencapainya. Kisah hidupnya menjelaskan hal itu.
Ayahnya bernama Kamalpati Tewari dan ibunya, Sangeeta Tewari. Anurag adalah bungsu dari empat bersaudara. Tiga kakaknya perempuan, satu diantaranya sudah menikah.
BACA JUGA:
- Heboh, Hadi Pranoto Klaim Temukan Antibodi Covid-19, Begini Penjelasan Kemenristek/BRIN
- “Teman KIP” Diluncurkan, Agar KIP Kuliah Tepat Sasaran
- Inilah 20 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Versi Webometrics
- Kepala MTs N 31 Jakarta: Ternyata Anak Madrasah Juga Bisa Berprestasi di Ajang Nasional
- 4 Pelajar Indonesia Ini Ukir Prestasi Olimpiade Kimia Internasional di Tengah Pandemi Covid-19
- Pelajar Indonesia Wajib Karantina Mandiri 14 Hari Begitu Tiba di Belanda
- Sebanyak 26 Mahasiswa dan Profesional Indonesia Gondol Beasiswa StuNed 2020
Tiga tahun lalu, sebuah keputusan sulit harus dibuat ketika suatu hari Anurag ingin melanjutkan studi SMA ke sebuah sekolah berasrama yang sudah cukup dikenal di kota Sitapur. Sekolah itu bernama VidyaGyan Leadership Academy, dikelola oleh Shiv Nadar Foundation.
Kedua orang tuanya sangat berat hati memenuhi permintaan anaknya. Biaya sekolah di sana cukup mahal. Namun yang lebih membuat mereka tidak merelakan satu-satunya anak laki-lakinya pergi ialah karena tak ada lagi yang akan membantu mereka mengerjakan ladang. Mereka ingin Anurag berada di dekat-dekat mereka.
“Orang tua saya awalnya sulit melepas saya ke Sitapur. Ayah saya seorang petani sedangkan ibu saya adalah ibu rumah tangga. Jika saya pergi jauh untuk sekolah, saya tidak lagi bisa pulang untuk bekerja di ladang,” kata Anurag, dalam kisah yang dimuat pertama kali di ndtv.com.
Hati kedua orangtuanya baru luluh ketika anak-anak perempuan mereka ikut berbicara. Ternyata kakak-kakak yang baik hati itu mendukung keinginan adik mereka. Dan mereka membantu meyakinkan kedua orang tua mereka.
Anurag kemudian berangkat bersekolah ke Sitapur. Di sekolah bergengsi itu, Anurag si Anak Petani Sederhana pada awalnya kikuk dan grogi. Bahasa Inggrisnya tidak lancar, tidak seperti siswa-siswa lainnya.
“Di tahun pertama dan tahun kedua di sekolah ini, saya sama sekali tidak bisa berbicara Bahasa Inggris. Tetapi saya berusaha keras dan dapat memahami bila seseorang berbicara,” kisah dia.
Tetapi berkat ketekunannya, si Anak Petani Miskin berhasil mengalahkan kelemahannya. Di tahun ketiga, ketika ia lulus dari sekolah tersebut, nilai Bahasa Inggrisnya 97.
Hal yang mungkin tak pernah dibayangkan oleh kedua orang tuanya ialah si Anak Petani Sederhana ini berhasil meraih predikat terbaik di antara teman-teman seangkatannya. Ia meraih nilai rata-rata 98,2. Lebih lengkapnya, ia meraih nilai 95 untuk Matematika, 97 Bahasa Inggris, 99 Ilmu Politik dan 100 untuk Sejarah dan Ilmu Ekonomi
Pencapaian ini memberanikan dirinya untuk mengajukan lamaran beasiswa penuh untuk masuk ke Cornell University, Amerika Serikat. Dia pun ikut ujian untuk memperoleh nilai Scholastic Assessment Test (SAT), persyaratan akademis yang diperlukan untuk diterima di universitas papan atas di AS, Anurag memperoleh nilai 1,370, angka yang lebih dari cukup untuk bisa lolos ke universitas tersebut.
Dan akhirnya berita bahagia itu semakin sempurna ketika secara resmi pada Desember lalu pejabat Cornell University mengirimkan surat kepada Anurag memberitahukan kepastian diterimanya dia di universitas tersebut.
“Congratulations! The admission selection committee in the College of Arts and Sciences has approved your early decision application to Cornell University for the fall of 2020. I am honoured to share this wonderful news with you and to welcome you to the Cornell community,” tulis Jonathan R Burdick, Vice Provost for Enrollment Cornell University, lewat sebuah surat resmi.
Selanjutnya mempertimbangkan pencapaian nilainya di sekolah yang istimewa, Cornell University juga mengirimkan sebuah surat lain yang memastikan bahwa Anurag akan memperoleh beasiswa penuh untuk kuliah di Cornell University. Bertambah-tambah saja sukacita pada keluarga petani ini.
“Sekarang orang tua saya gembira dan bangga,” kata Anurag.
Di Cornell University, Anurag akan menempuh studi Ilmu Ekonomi. Sedari awal, menurut pengakuan Anurag, dia memang tertarik pada Ilmu-ilmu Sosial. Ketika di tahun pertama di SMA, ia dengan sengaja memilih jurusan Ilmu Sosial. Ada banyak orang yang mempertanyakan pilihannya itu karena dianggap tidak populer. Namun ia bergeming.
Dan keberuntungan ternyata menghampiri orang yang konsisten dan berteguh pada pendiriannya.
“Kebetulan guru-guru dan pembimbing saya di Delhi memberi saran bahwa saya berpeluang diterima di perguruan tinggi papan atas AS jika saya mengambil Ilmu Sosial. Ada banyak universitas di dalam negeri yang mau menerima saya dengan nilai akademis yang saya peroleh. Tetapi, bahkan perguruan tinggi di luar negeri pun akan menerima saya. Maka saya melamar ke Cornell University dan mengikuti ujian SAT,” kata dia.
Si Anak Petani Sederhana itu kini sedang berbahagia bersama orang tuanya. Sekarang ia masih memiliki waktu bersama mereka di desa kelahirannya, Sarasan, sebelum bersiap berangkat ke Amerika Serikat tahun depan.
“Setelah nanti menyelesaikan studi, dan mendapatkan pengalaman kerja di AS, saya akan kembali pulang ke India dan bekerja di sini di sektor pendidikan,” kata Anurag.
Demikianlah kisah Anurag si Anak Petani. Mungkin seperti dongeng. Tapi ini bukan dongeng.
* Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan. Buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), The Beautiful Sarimatondang (2020), Perempuan-perempuan Batak yang Perkasa (2020) dan Kerupuk Kampung untuk Gadis Berkacamata Bill Gates (2020).
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply