7 Tip Mendapatkan Beasiswa bagi Para ASN

Sharing for Empowerment

Sebut saja untuk dalam negeri: LPDP, STAR-BAPPENAS, KOMINFO, UNGGULAN,DIKTI, PMU 5000 doktor, dan lain-lainnya. Sedangkan untuk luar negeri dapat dipertimbangkan: AAS, KOICA, DAAD, kampus dan lain sebagainya.

“Diskusikan dengan atasan dan lakukan riset yang mendalam agar kita dapat memilih negara dengan program studi yang unggul sesuai dengan profesi yang sedang dilakukan.”

Lantas apa saja tip yang sebaiknya dilakukan ASN untuk mendapatkan beasiswa?

  1. Persiapkan berkas jauh-jauh hari dan lakukan proofreading ke teman-teman yang memahami tata bahasa dan konteks penulisan dalam bahasa Inggris.
  2. Usahakan mengenal pimpinan (jika bisa sampai yang paling tertinggi) akan lebih baik dalam hubungan kerja. Hal ini akan memudahkan dalam mengajukan surat rekomendasi yang biasanya diminta oleh pemberi beasiswa. Semakin mengenal pimpinan, akan semakin mudah pimpinan memberikan rekomendasi saat mengajukan beasiswa.
  3. Dalam proses penganggaran di lingkungan kerja khususnya pada bagian kepegawaian, biasanya terdapat program pengembangan kapasitas pegawai. Coba ajukan proposal program pengembangan kapasitas pegawai berupa peningkatan kemampuan bahasa Inggris, misalnya melalui program kursus. Dengan cara ini, pegawai dapat meningkatkan kompetensi bahasa Inggris yang dapat digunakan untuk percakapan sehari-hari yang berguna, misalnya jika ada tamu atau delegasi asing ke kantor ataupun digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri saat menghadapi tes atau persyaratan bahasa Inggris untuk beasiswa.
  4. Karena seorang ASN diharapkan menjadi pemimpin dan pengambil kebijakan masa depan, usahakan untuk menuliskan hal-hal positif yang terkait dengan hubungan bilateral negara pemberi beasiswa dalam personal statement serta harapan-harapan peningkatan kerjasama kedua negara sesuai dengan bidang yang ditangani.
  5. Perbanyak mengikuti training dan sertifikasi yang biasanya ditawarkan oleh kantor kita untuk memperkaya CV kita pada saat melamar beasiswa. Semakin banyak sertifikasi dan training yang diikuti, biasanya pemberi beasiswa menganggap kita sebagai pribadi yang profesional pada bidang tersebut sehingga menjadi poin plus di mata pemberi beasiswa.
  6. Ketahui isu-isu terkait kebijakan yang dikeluarkan oleh Lembaga tempat kita bekerja saat ini. Hal ini mungkin saja ditanyakan pada saat seleksi wawancara. Sebagai contoh, pada saat saya melamar beasiswa, pewawancara yang merupakan professor kampus menanyakan kebijakan terkait e-Government yang dikeluarkan oleh Kementerian pada bidang Pendidikan.
  7. Mintalah restu kedua orang tua dan selalu memanjatkan doa agar diberi kemudahan dalam menjalani proses seleksi beasiswa. Usaha tanpa doa adalah sombong, doa tanpa usaha menjadi sia-sia.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*