BANDUNG, KalderaNews.com – Guru disabilitas daksa dari Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20, Jln. Cente, Bandung ini patut dicontoh. Dadan Mochammad Ramdan, begitu nama lengkapnya. Di tengah keterbatasan, Dadan, begitu sapaan akrabnya, tetap berprestasi dan bukannya menyerah.
Sejak taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas, ia bersekolah di sekolah umum (bukan sekolah khusus) dengan meraih berbagai prestasi. Salah satunya, peringkat tiga besar selalu berhasil ia raih. Sempat jeda satu tahun usai lulus SMA, Dadan berusaha melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tepatnya ke Universitas Islam Nusantara (Uninus) untuk jurusan pendidikan bahasa Indonesia.
BACA JUGA:
- Pak JO, Guru dan Tokoh Pers Indonesia Itu Telah Berpulang
- Saat Mahasiswa Pernah Dapat IPK 1,36, Tapi Kini Jadi Rektor Untar
- Keren, Mahasiswi UKDW Jawara AWS DeepRacer Women’s League Indonesia
Diakuinya, awalnya pihak keluarga tak mengizinkannya kuliah, namun ia tetap bersikeras dan berhasil meluluhkan orang tuanya. Di kampu ia merasa nyaman karena tak sedikit dosen yang mendukung perjuangannya.
Teristimewa, ia sangat terkesan dengan dosen mata kuliah morfologi dan dosen pembimbing yang selalu memupuk kepercayaan dan memberikan support yang luar biasa pada dirinya.
Leave a Reply