Tidak Secepat Kilat, Waktu Penelitian Bisa Ratusan Tahun. Berguna Enggak?

Salah satu penelitian terlama di dunia dari Harvard tentang bahagia menemukan bahwa bahwa orang-orang yang bernasib paling baik adalah orang-orang yang memelihara hubungan baik dengan keluarga, teman, dan komunitas (KalderaNews/Ist)
Salah satu penelitian terlama di dunia dari Harvard tentang bahagia menemukan bahwa bahwa orang-orang yang bernasib paling baik adalah orang-orang yang memelihara hubungan baik dengan keluarga, teman, dan komunitas (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Skripsi merupakan tahapan yang harus dilewati mahasiswa tingkat akhir untuk lulus dari kuliah. Tanpa bermaksud mengecilkan hati, skripsi memiliki rentang waktu yang lebih pasti karena kebijakannya diatur oleh perguruan tinggi. Berbeda dengan penelitian terlama di dunia yang dapat memakan waktu puluhan hingga ratusan tahun.

Perkembangan dunia yang semakin dinamis membuat peneliti profesional butuh waktu ekstra untuk mencari benang merahnya. Sudah pasti ada rintangan ketika penelitian memerlukan waktu bertahun-tahun. Lalu, bagaimana mereka mengatasi kesulitan saat penelitian? Inilah fakta-fakta penelitian terlama di dunia.

Penelitian Tentang Rahasia Bahagia (80 Tahun)

Penelitian mengenai mental dan kebahagiaan oleh mahasiswa universitas Harvard merupakan salah satu penelitian terlama di dunia. Proyek ini dimulai pada tahun 1938 oleh sekelompok 268 mahasiswa Harvard tahun kedua, termasuk satu John F. Kennedy. Mereka melakukan penelitian terhadap 456 warga Boston tentang perkembangan mental orang tua yang menghadapi waktu sulit ketika perang.

BACA JUGA:


Penelitian ini berlangsung selama lebih dari 80 tahun. Perkembangan mental mereka telah diikuti dari Perang Dunia II hingga Perang Dingin dan hingga saat ini. Penelitian berjenis longitudinal ini memakai teknik survei setiap dua tahun dan pemeriksaan fisik setiap lima tahun.

Karena banyaknya data, mereka dapat mempelajari semua jenis hal yang menarik dan tidak terduga. Salah satu contohnya ialah kualitas liburan yang dimiliki seseorang di masa mudanya sering menunjukkan kebahagiaan yang meningkat di kemudian hari.

Eksperimen Campuran Zat Benih Pupuk (160 Tahun)

Duo peneliti, Lawes dan Gilbert berekperimen dengan jerami. Lawes mengamati bahwa setiap plot sangat berbeda, sehingga tampak seperti dia bereksperimen dengan campuran benih yang berbeda. Bukan dengan pupuk yang berbeda.

Pupuk nitrogen yang diterapkan menguntungkan rumput dibandingkan spesies tanaman lain. Akan tetapi, ia menemukan fakta bahwa jika fosfor dan kalium adalah komponen utama pupuk, maka kacang polong mengambil alih plot. Sejak itu, bidang ini telah menjadi salah satu eksperimen keanekaragaman hayati terpenting di Bumi.

Memperhatikan Evolusi Bakteri E.Coli (26 Tahun)

Meskipun yang satu ini mungkin durasinya tidak terlalu mengesankan, akan tetapi perlu diberi sorotan bahwa peneliti memperhatikan lebih dari 50.000 jenis bakteri E.Coli untuk memeriksa mutasinya. Pusing sekali berhadapan dengan hal-hal mikro.

Richard Lenski merupakan sosok peneliti yang ingin tahu apakah labu dari bakteri identik akan berubah dengan cara yang sama dari waktu ke waktu, atau apakah kelompok tersebut akan berbeda satu sama lain.

Namanya juga manusia, ada saja titik jenuh. Akhirnya, ia merasa bosan dengan eksperimen tersebut, tetapi rekan-rekannya meyakinkannya untuk terus melanjutkannya.

Dorongan tersebut membuatnya berhasil menemukan fakta mengenai bakteri E.Coli. Pada tahun 2003, Lenski memperhatikan bahwa salah satu labu menjadi keruh. Beberapa penelitian membuatnya menemukan bahwa E. coli di salah satu labu telah memperoleh kemampuan untuk mempengaruhi metabolisme sitrat.

Penelitian Benih 137 Tahun. Masih Diteliti Hingga Saat ini!

Pada tahun 1879, William Beal dari Michigan State University mengubur 20 botol benih di kampus. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat berapa lama benih dapat bertahan ketika terkubur di bawah tanah.

Awalnya, satu botol digali setiap lima tahun, tetapi kemudian berubah menjadi setiap 10 tahun sekali, dan sekarang menjadi 20 tahun sekali. Dalam pemulihan terakhir pada tahun 2000, 26 tanaman berkecambah, yang berarti lebih dari setengahnya bertahan selama 100 tahun di dalam tanah.

Eksperimen berikutnya akan digali pada tahun 2020, dan dengan asumsi tidak ada lagi penelitian lebih lanjut, maka eksperimen akan berakhir pada tahun 2100.

Penelitian mengenai resep bahagia berguna untuk meningkatkan taraf hidup manusia yang lebih sejahtera. Lalu, penelitian mengenai benih dan bibit berguna untuk bidang pertanian. Selanjutnya penelitian tentang bakteri sangat memberikan pencerahan kepada industri makanan dan minuman mengenai jenis-jenis E.Coli.

Itulah beberapa penelitian terlama di dunia. Apakah berguna? Tentu saja. Peneliti memang merupakan pekerjaan mengamati, sehingga tidak bisa mengambil kesimpulan terlalu cepat terhadap fenomena.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*