“Mereka yang difabel, baik karena bawaan lahir atau karena mengalami musibah, sebetulnya tidak menuntut belas-kasihan, tetapi yang dibutuhkan adalah pengertian dan dihargai sebagai manusia dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.”
Ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan tidak mentolerir perilaku memandang rendah apalagi mengucilkan difabel. Namun dalam kenyataan sehari-hari, seperti di dunia kerja, masih banyak pihak yang diskriminatif atau sekurangnya meremehkan kemampuan kerja difabel.
Di sebagian masyarakat masih terdapat persepsi yang tidak memberi suasana kondusif kepada difabel. Bahkan tidak jarang anak yang terlahir difabel dianggap “takdir” yang memalukan.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply