Volume Sampah di Indonesia Capai 18 Juta Ton, yang Terkelola Baru 73 Persen

Sharing for Empowerment

Setelah timbul kesadaran yang dimulai dari anak-anak usia dini maka akan muncul aksi di masyarakat yang mengubah sampah plastik menjadi material bernilai ekonomis dan tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

Pada dasarnya pencemaran lingkungan bisa disebabkan oleh beberapa hal yakni:

  • Pengelolaan sampah yang tidak baik
  • Kurangnya pengendalian penggunaan
  • Produksi bahan atau media yang berdampak pada pencemaran lingkungan
  • Penumpukan sampah tanpa ada tindakan lanjutan
  • Pembiasaan penggunaan plastik sekali pakai yang berlebih yang berimbas buruk terhadap perairan dan tanah.

“Bila keadaan lingkungan sudah tidak baik dan tidak mendukung, dapat dipastikan akan memberikan efek domino yang tidak baik pada keberlangsungan seluruh ekosistem,” ungkap Franka.

Pentingnya penanaman dan pembentukan karakter baik dan positif bagi anak usia dini, kata Franka, selayaknya dipraktikkan secara terpadu di lingkungan terdekat anak, baik itu di lingkungan rumah, lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

Istri Mendikbud, Franka Nadiem mendongeng. (Dok. Kemendikbud)
Istri Mendikbud, Franka Nadiem mendongeng. (Dok. Kemendikbud)

Hal tersebut juga berlaku dalam penanaman perilaku sadar dan bijak terhadap sampah, yang idealnya dilakukan sedini mungkin, hingga pada akhirnya membentuk pelajar yang sadar dan bijak terhadap sampah dan lingkungan.

Franka menambahkan, pembiasaan dan penanaman perilaku bijak sampah di lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui perancangan pembelajaran, serta perancangan lingkungan budaya dan kebiasaan di sekolah.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*