JAKARTA, KalderaNews.com – Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menegaskan iptek nuklir itu tidak selalu energi yaitu PLTN. Banyak aplikasi khususnya di bidang kesehatan, dan sudah pasti setiap RS ada yang berhubungan dengan teknologi nuklir.
Itulah sebabnya kita memiliki Politeknik Nuklir juga, karena kebutuhan akan hal tersebut sudah di depan mata.
“Iptek nuklir dalam aplikasi kesehatan atau medis sangat urgent, bayangkan kalau kita harus berkutat dengan teknologi jaman dulu. Padahal kita sudah memiliki teknologi yang baru, tetapi hanya karena mahal kita tidak bisa mengaksesnya,” tandasnya.
BACA JUGA:
- Transisi Energi Terbarukan dan Nuklir di Indonesia Masih Lamban
- Mau Kuliah Gratis D4 Politeknik Teknologi Nuklir BRIN? Pendaftaran Tutup 31 Maret 2022
- Kedelai Langka, Badan Nuklir Hasilkan 2 Varietas Unggul
Selanjutnya Handoko mengutarakan, masalah pembangunan revitalisasi fasilitas riset iptek nuklir, yang akan dilakukan di KST Habibie di Serpong untuk pembangunan akselerator, selain revitalisasi reaktor nuklir Siwabessy yang sudah tua
“Setelah kita perhatikan, kita kekurangan SDM, kalau masalah anggaran masih bisa dicari. Kita tidak mungkin membuat fasilitas yang terkini, tapi tidak ada orang yang paham akan hal itu, yang punya jam terbang dalam pembangunannya. Sekarang kita sedang melakukan percepatan SDM nya dulu, khususnya teknologi akselerator,” bebernya.
Leave a Reply