JAKARTA, KalderaNews.com — Hari ini Raja Charles III dinobatkan sebagai Raja Inggris. Berikut ini bagian-1 kisah perjalanan hidupnya, yang diterjemahkan dari Belfast Telegraph.
Charles III: Menilik Kehidupan Sosok yang akan Menjadi Raja
Charles Philip Arthur George lahir pada 14 November 1948, di Istana Buckingham, dibaptis di ruang musik oleh Uskup Agung Canterbury sebulan kemudian.
Kehidupannya dan sang ibunda berubah ketika kakeknya, Raja George VI, meninggal pada Februari 1952. Dia baru berusia tiga tahun ketika ibunya, mendiang Elizabeth II, naik takhta pada tahun yang sama, menjadikan Charles pewarisnya.
BACA JUGA:
- Hari Ini Raja Charles III Dinobatkan sebagai Raja Inggris, Ini Biografi Lengkapnya (Bagian 1)
- Hari Ini Raja Charles III Dinobatkan sebagai Raja Inggris, Ini Biografi Lengkapnya (Bagian 2)
- Hari Ini Raja Charles III Dinobatkan sebagai Raja Inggris, Ini Biografi Lengkapnya (Bagian 3)
- Hari Ini Raja Charles III Dinobatkan sebagai Raja Inggris, Ini Biografi Lengkapnya (Bagian 4)
- Hari Ini Raja Charles III Dinobatkan sebagai Raja Inggris, Ini Biografi Lengkapnya (Bagian 5)
Charles dipisahkan dari orang tuanya untuk waktu yang lama di masa kecilnya, karena perjalanan ke luar negeri dan tugas kerajaan Ratu. Namun, ketika ada waktu, sang ayah, Philip, fokus mengajari anak sulungnya cara berburu dan memancing.
Charles menghadiri penobatan ibunya pada bulan Juni 1953, duduk di antara neneknya, Ratu Elizabeth Ibu Suri, dan bibinya, Putri Margaret.
Sebagai pewaris takhta, pangeran muda memperoleh gelar tradisional Duke of Cornwall, dan gelar kebangsawanan Skotlandia, Duke of Rothesay, Earl of Carrick, Baron Renfrew, Lord of the Isles dan Prince and Great Steward of Scotland.
Orang tuanya memilih sang pangeran untuk bersekolah daripada mendapat pendidikan di rumah. Charles mulai masuk sekolah di Hill House pada November 1956. Sepuluh bulan kemudian, dia masuk asrama di Cheam School di Berkshire di mana dia diejek dan disebut ‘gemuk’.
Tahun 1958, dia diangkat menjadi Pangeran Wales. Dia menunggu sampai tahun 1969 hingga penobatannya diselenggarakan.
Pada usia 13 tahun di tahun 1962, Pangeran Charles memulai masa pendidikan SDnya di Gordonstoun yang pernah jadi sekolah ayahnya, Duke of Edinburgh. Kemudian aktor Sean Connery dan mendiang penyanyi David Bowie mengirim putra mereka ke sekolah tersebut.
Gordonstoun didirikan pada tahun 1934 oleh Kurt Hahn, seorang Yahudi Jerman yang melarikan diri dari Hitler. Ayah Charles adalah salah satu murid pertama sekolah tersebut.
Di sinilah Charles diyakini telah mengembangkan kecintaannya pada seni dan lingkungan, bahkan berperan sebagai Raja Bajak Laut dalam The Pirates of Penzance.
Pada tahun 1963, Charles membuat skandal ketika ketahuan memesan brendi ceri di Crown Hotel di Stornoway, satu-satunya minuman yang sering dia minum sebelum berburu.
Dia bergabung dengan sekelompok siswa yang lebih tua untuk minum sebentar. Sial baginya, pesanan minuman itu menjadi berita utama internasional.
Selain skandal minuman, Gordounstoun meninggalkan kesan lainnya bagi Charles. Dalam biografinya yang ditulis Jonathan Dimbleby, dia menggambarkan waktu sang pangeran di sana sebagai ‘penahanan’.
Di tahun-tahun berikutnya, Charles menyebut waktunya di Gordonstoun sebagai “hukuman penjara” dan dalam suratnya ia menulis, “Orang-orang di asrama saya jahat. Mereka melempar sandal sepanjang malam atau memukul saya dengan bantal.
Di kemudian hari Charles memuji apa yang diajarkan Gordonstoun kepadanya, mengatakan kepada House of Lords pada tahun 1975 bahwa: “Itu hanya sulit dalam arti menuntut lebih banyak dari Anda sebagai individu daripada kebanyakan sekolah lain – baik secara mental maupun fisik.
“Saya beruntung karena saya percaya ia mengajarkan saya banyak hal tentang diri saya dan kemampuan serta kekurangan saya sendiri. Ia mengajar saya untuk menerima tantangan dan mengambil inisiatif.”
Pada usia 16 tahun, pangeran muda menghabiskan dua periode sebagai siswa pertukaran di Timbertop, sebuah pos terdepan dari Sekolah Tata Bahasa Geelong di Melbourne. Jauh dari publik Inggris — ini adalah perjalanan pertamanya ke luar Eropa — dia menemukan kesenangan melalui pekerjaan yang menuntut fisik, kemudian berkata, “Ini adalah pengalaman yang lebih menguji fisik daripada Gordonstoun.
“Sangat bagus untuk karakter dan, dalam banyak hal, saya menyukainya dan belajar banyak darinya.”
Sekembalinya ke sekolah, Charles ditunjuk sebagai ketua kelas di tahun terakhirnya, memperoleh nilai A dalam Sejarah dan Bahasa Prancis. (Bersambung ke Bagian 2).
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply